Sakit perut setelah minum susu memang bukan kejadian yang umum, tapi bukan berarti tak pernah terjadi. Faktanya, ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hal tersebut terjadi. Jika Anda mengalaminya, silakan cek informasi berikut.
Pada artikel ini, Anda juga sekaligus akan menemukan solusi bagi tiap penyebab tersebut. Silakan baca sampai selesai.
Dispepsia
Dispepsia atau maag merupakan kondisi tidak nyaman yang penderita rasakan di wilayah perut, terutama lambung.
Aktor utama kondisi ini adalah asam lambung, tapi pencetusnya sendiri bisa bermacam-macam. Mulai dari jam makan yang tidak teratur, konsumsi makanan yang terlalu pedas, hingga peningkatan sekresi asam lambung.
Pada kasus sakit perut setelah minum susu, pencetusnya adalah peningkatan asam lambung karena protein susu (kasein) adalah jenis protein kompleks yang membutuhkan waktu lama bagi lambung untuk mencernanya.
Asam lambung merupakan agen utama pemecah dalam pencernaan kasein. Semakin kompleks dan tinggi kaseinnya, semakin banyak membutuhkan asam lambung untuk memecahnya.
Karena itu, jika Anda seorang penderita maag kronis, kemungkinan untuk mengalami nyeri perut setelah minum susu sangat besar.
Lalu, apa solusinya?
Anda dapat mengurangi volume susu yang dikonsumsi dalam sekali minum. Atau, bisa juga beralih ke jenis susu lain yang kaseinnya lebih mudah dicerna, seperti susu kambing.
Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa merupakan kondisi di mana tubuh tidak mampu mencerna karbohidrat dalam susu yang berbentuk laktosa. Ini merupakan penyebab utama orang diare atau mencret setelah minum susu.
Biasanya, yang mengalami ini adalah orang dewasa yang telah jarang minum susu dan mencoba untuk minum susu kembali. Namun, kadang dapat juga terjadi pada usia kanak-kanak.
Penyebabnya karena kelenjar penghasil enzim laktase tidak lagi berproduksi sehingga tubuh kesulitan mencerna laktosa dari susu.
Selain sakit perut, gejalanya dapat berupa perut begah, kembung, diare. Pada kondisi yang parah, peradangan pada mukosa usus dapat terjadi.
Untuk menghindarinya, Anda dapat beralih minum susu kambing. Kandungan laktosa pada susu kambing lebih sedikit dari susu sapi. Selain itu, komposisinya juga lebih mudah dicerna dan diserap tubuh.
Mukus Eksesif
Mukus eksesif merupakan kondisi di mana terjadi sekresi mukus yang berlebihan pada saluran pencernaan. Akibatnya, mukus atau lendir tersebut menutupi lapisan permukaan saluran cerna.
Normalnya, mukus berperan sebagai barrier atau dinding penghalang agar asam lambung tidak menginvasi dinding lambung. Namun, pada kasus mukus eksesif, konsentrasinya berlebihan sehingga mengganggu pencernaan dan menghalangi penyerapan.
Penyebab hal ini terutama karena pengaruh makanan, dalam hal ini, lemak pada susu. Mayoritas lemak pada susu sapi merupakan asam lemak rantai panjang (long chain triglyceride) yang ukuran molekulnya besar. Akibatnya, selain butuh waktu lama untuk mencerna, saluran cerna juga memproduksi mukus berlebihan.
Solusinya adalah beralih pada susu yang memiliki globula lemak lebih kecil, contohnya susu kambing. Mayoritas asam lemak pada susu kambing terdiri atas asam lemak rantai pendek (SCT) dan sedang (MCT) yang ukuran molekulnya lebih kecil.
Selain itu, short and medium chain triglyceride juga dapat menembus langsung dinding saluran cerna tanpa butuh kolesterol pembawa. Ini membuat produksi mukus di saluran cerna tidak begitu banyak.
Alergi Susu Sapi
Berbeda dengan intoleransi yang penyebabnya adalah laktosa, alergi susu sapi adalah respons peradangan saluran cerna atas protein pada susu sapi.
Kebanyakan protein pada susu sapi terdiri atas alfa-S1-kasein yang cenderung lebih alergenik (rentan menyebabkan alergi). Pada orang dengan alergi susu sapi, saluran cernanya dapat meradang sehingga terasa sangat sakit.
Kasus alergi susu sapi lebih banyak muncul pada usia kanak-kanak dan sering membaik seiring bertambahnya usia.
Namun, pada beberapa kasus, alerginya dapat menetap. Bahkan, bisa saja alerginya menjalar menjadi bentuk yang lain, seperti asma, biduran, dan sebagainya.
Lalu, bagaimana solusinya? Hindari produk susu dan turunannya. Atau, Anda bisa mencoba susu kambing yang proteinnya mayoritas dalam bentuk beta-kasein dan alpha-S2-casein. Jenis kasein ini sudah diketahui lebih less allergenic daripada yang alpha-S1-casein.
Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Pernah kembung setelah minum susu? Bisa jadi itu IBS (Irritable Bowel Syndrome).
IBS merupakan sejenis gangguan pada saluran pencernaan, khususnya saluran cerna bagian bawah, yaitu usus besar dan kolon. Bentuk gangguannya berupa satu atau lebih gejala berikut:
- Kram dan nyeri perut,
- Begah dan sering kentut,
- Diare, atau
- Susah BAB.
Kondisi ini tidak terjadi terus-menerus, melainkan kadang datang dan kadang pergi.
Meski begitu, beberapa hal sudah dikenali sebagai pencetus terjadinya sindrom saluran cerna ini. Di antaranya adalah stres, kecemasan, dan makanan.
Susu merupakan salah satu pencetus yang umum untuk IBS. Karena itu, jika Anda mengalami sakit perut setelah minum susu, ada kemungkinan ini yang Anda alami.
Tidak ada pengobatan khusus untuk IBS karena penyebab sindroma ini masih misterius. Pengobatan hanya untuk meringankan gejala agar tidak mengganggu fungsi dan kegiatan sehari-hari.
Untuk mencegah IBS ini kambuh, Anda dapat menghindari stress maupun makanan pencetus. Di antaranya:
- Olahan produk gandum,
- Jeruk sitrun,
- kacang,
- kubis, dan
- minuman berkarbonasi,
- Susu sapi dan produk turunannya.
Sebagai gantinya, Anda dapat mengonsumsi susu kambing yang dapat menenangkan perut. Kandungan anti inflamasi dan asam lemak rantai pendeknya membuat perut tenang dan lebih mudah mencerna sehingga terhindar dari gangguan pencernaan.
Nah, demikian 5 penyebab sakit perut setelah minum susu beserta solusinya. Dari uraian tersebut, Anda bisa memahami betapa unggulnya manfaat susu kambing bagi kesehatan perut dan saluran cerna.
Jika ingin merasakan manfaat susu kambing untuk pencernaan, Anda bisa mengonsumsi Supergoat.
Supergoat merupakan susu kambing etawa asli dalam bentuk bubuk dengan paduan gula aren. Karena itu nutrisi dan manfaatnya kaya serta terasa enak dan mudah dicerna.
Minum susu? Ya, Supergoat aja.