Atasi Alergi Susu Sapi pada Anak Tanpa Kekurangan Nutrisi dengan Supergoat

Jika anak Anda mengalami biduran atau ruam kemerahan setelah minum susu formula, waspada bahwa ia mungkin alergi susu sapi.

Mendapati anak terjangkiti alergi yang satu ini bisa menimbulkan banyak kekhawatiran. 

Apalagi saat ini banyak sekali produk makanan atau minuman yang mengandung susu sapi maupun turunannya.

Seperti apa alergi susu sapi itu sebenarnya? Dan bagaimana pencegahan atau penanganannya?

Artikel ini akan membantu Anda menjawab pertanyaan:

  1. Apa itu alergi susu sapi dan apa penyebabnya?
  2. Berapa banyak anak yang mengalami jenis alergi ini?
  3. Apa saja tanda-tanda anak alergi terhadap susu sapi?
  4. Bagaimana penanganan dan pencegahan agar anak tidak mengalaminya?

Alergi Susu Sapi dan Penyebabnya

Alergi susu sapi adalah sebuah respon tidak normal dari sistem kekebalan tubuh yang menganggap protein susu sebagai antigen yang berbahaya.

Artinya, protein susu (terutama kasein) yang pada anak normal tidak menimbulkan alergi, bisa memicu respon antibodi.

Banyak ahli menduga bahwa hal ini karena antibodi masih belum cukup matang. Sehingga, tubuh menganggap protein susu sapi sebagai benda asing yang harus dibasmi.

Buktinya, laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan penurunan kejadian alergi seiring usia anak bertambah.

Dari 100 bayi dengan jenis alergi ini, tinggal 30-40 saja yang masih mengalaminya setelah usia 1 tahun.

Kemudian, setelah 3 tahun, angka tersebut berkurang tinggal 5 orang saja.

Pelaku utama penyebab dari alergi ini adalah Imunoglobulin E (Ig-E) yang memberikan respon cepat (10-60 menit). 

Sebagian kecil lainnya yang tidak diperantarai Ig-E menyebabkan respon alergi yang lambat (bisa hitungan jam atau hari).

Prevalensi Anak yang Mengalami Alergi Susu Sapi

Hasil studi di RS Dr. Soetomo, Surabaya mendapati bahwa dari 296 anak yang mengalami alergi, 206 diantaranya mengalami alergi susu sapi (69%).

Penelitian lain di RS. Cipto Mangunkusumo mendapati kejadian varian alergi ini mencapai 28% dari seluruh alergi akibat makanan pada anak.

Secara keseluruhan, IDAI mempublikasikan angka 2-7,5% dari seluruh bayi di Indonesia mengalami alergi ini.

Dan dari semua itu, 99,5% kejadiannya ada pada bayi yang tidak menerima ASI eksklusif 6 bulan.

Karena itu, setiap orang tua hendaknya menyediakan diri untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayinya.

Tanda-Tanda / Gejala

Sesuai antibodi yang bekerja, gejala alergi susu sapi pada anak bisa bervariasi dari cepat sampai lambat, dari ringan sampai parah.

Menurut Departemen Kesehatan Negara Bagian Victoria, Australia, gejalanya dapat dikategorikan sebagai berikut. 

Pertama, respon imun yang diperantarai Ig-E terhadap susu sapi yang timbul dalam kurang dari 60 menit, berupa:

  1. urtikaria (biduran),
  2. gatal dan bintik kemerahan pada kulit (eksim atau dermatitis),
  3. batuk atau nafas tersengal,
  4. muntah,
  5. diare atau menceret, dan
  6. anafilaktik.

Kedua, respon imun yang diperantarai Ig-E dan timbul dalam hitungan jam, berupa:

  1. muntah,
  2. diare atau mencret,
  3. hematokezia (BAB berdarah), dan
  4. ruam atau eksim.

Ketiga, respon imun yang lambat dan timbul dalam hitungan hari, berupa:

  1. ruam atau eksim,
  2. diare atau mencret, 
  3. asma,
  4. colic (menangis lama tanpa sebab), dan
  5. kram perut.

Selanjutnya, dari tingkat keparahan, gejala anafilaktik dapat timbul pada 0,1-1% berupa:

  1. sulit nafas,
  2. pembengkakan lidah atau tenggorokan yang menghambat saluran nafas,
  3. batuk terus-menerus,
  4. wajah pucat atau kemerahan, dan
  5. pingsan.

Gejala alergi berat ini dapat timbul pada anak dengan riwayat respon alergi cepat atau alergi silang dengan penyebab alergi lainnya.

Perbedaan Alergi Susu Sapi dengan Intoleransi Laktosa

Yang penting dipahami, alergi susu sapi berbeda dengan intoleransi laktosa, meskipun gejalanya ada yang mirip.

Di satu sisi, penyebab alergi ini adalah respon imunologis tubuh atas protein susu, baik whey maupun kasein.

Di sisi lain, penyebab intoleransi laktosa adalah kurangnya enzim laktase dalam saluran pencernaan untuk mencerna gula susu atau laktosa.

Oleh karena itu, alergi jenis ini hampir selalu disertai dengan gejala pada saluran napas dan kulit.

Sedangkan, gejala akibat intoleransi laktosa terbatas hanya pada saluran pencernaan dan wilayah sekitar perut.

Cara Penanganan dan Pencegahan

Anak dengan riwayat alergi susu sapi memiliki 15% kemungkinan untuk tetap alergi hingga usia 20 tahun.

Selain itu, ada 35% kemungkinan untuk mengalami alergi makanan yang lainnya.

Karena itu, sebisa mungkin penanganan dilakukan sebelum alergi tersebut timbul.

Caranya, yaitu dengan pemberian ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan.

IDAI menyatakan bahwa hanya 0,5% anak yang mendapatkan ASI eksklusif dapat mengalami alergi ini.

Selain itu, ASI mengandung banyak nutrisi yang dapat mendorong kematangan sistem kekebalan tubuh anak.

Maka dari itu, langkah terbaik mencegahnya adalah dengan memberikan hak ASI eksklusif bagi bayi.

Lalu, bagaimana jika sudah terjadi alergi?

Maka ada 3 langkah penanganan yang dapat Anda lakukan, yakni:

  1. Hilangkan produk susu maupun turunannya dari daftar menu asupan untuk anak.
  2. Sediakan epinefrin jika terdapat riwayat alergi cepat, multi alergi, dan alergi silang untuk mencegah anafilaktik yang berbahaya.
  3. Ganti produk susu sapi dengan produk lain yang tidak menyebabkan alergi dan memiliki gizi nilai gizi yang setara.

Susu Kambing Etawa Solusi Alergi Susu Sapi pada Anak

Tak perlu bingung mencari alternatif susu sapi. Susu kambing Etawa Supergoat dapat menjadi pengganti yang bagu.

Kenapa?

Ada 3 alasan.

Pertama, protein pada susu kambing Etawa lebih less allergenic atau kurang menyebabkan alergi.

Mayoritas kasein susu sapi yang menyebabkan alergi berbentuk alpha-S1-casein.

Di lain sisi, kasein susu kambing Etawa kebanyakan adalah alpha-S2 dan beta casein.

Kedua, nutrisi pada pada susu kambing Etawa sangat lengkap, malah lebih dari susu sapi.

Lain halnya jika menggunakan susu kedelai yang dari sisi kalori, karbohidrat, lemak, bahkan proteinnya kurang.

Ketiga, susu kambing mengandung medium chain triglyceride (MCT) dalam jumlah besar.

MCT membantu perkembangan sistem imun dan bakteri probiotik pada saluran pencernaan.

Sehingga, sistem imun dan pencernaan anak akan lebih cepat matang.

Ulasan manfaat susu kambing Etawa lainnya yang lebih lengkap bisa Anda baca di sini.

Jadi, kesimpulannya:

Apakah alergi susu sapi itu?

Adalah kondisi imunologis dimana sistem imun bereaksi terhadap protein susu yang biasanya pada keadaan normal tidak.

Apakah jenis alergi ini berbahaya?

Gejalanya dapat ringan maupun parah dengan tingkat keparahan sebesar 0,5% mengalami anafilaktik.

Apa saja gejalanya?

Pada saluran napas dapat terjadi sesak dan pembengkakan tenggorokan. Sedangkan di kulit terjadi biduran, ruam, dan gatal.

Selain itu, di saluran cerna bisa timbul diare dan hematokezia (BAB berdarah).

Bagaimana menangani anak yang terjangkit alergi ini?

Hilangkan susu sapi dan produk turunannya dari menu. Ganti dengan susu kambing Etawa Supergoat untuk kebutuhan nutrisi yang lengkap dan sehat tanpa alergi.

Sudah jelas tentang jenis alergi yang satu ini?

Silakan bagikan informasi kesehatan ini agar semakin banyak yang terbantu mengatasi gangguan kesehatan ini.

Anda juga bisa membaca informasi kesehatan berkualitas lainnya di blog kami. Mari sehat bersama susu kambing Etawa Supergoat.

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊