Waspadai 13 Penyakit Usia 50 Tahun: Penyebab, Gejala, Pencegahan

Memasuki usia 50 tahun tentu sudah banyak yang dapat Anda syukuri. Namun, tetap waspada karena ada beberapa penyakit usia 50 tahun yang mengintai.

Beberapa gangguan kesehatan di usia 50 tahun dapat bersifat ringan, sedang, hingga berat. Meski begitu, tetap selalu ada cara untuk mencegah atau mengurangi dampak yang timbul.

Berikut adalah 13 penyakit yang sering timbul di usia 50 tahun ke atas, beserta penyebab, gejala, dan langkah pencegahannya.

Penurunan Penglihatan (Severe Low Vision)

Penyakit ini memang tidak terlalu mendapat perhatian, padahal angka kejadiannya lumayan besar. Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 melaporkan 3 dari 100 orang Indonesia di atas 55 tahun menderita penurunan penglihatan.

Bentuk penurunan penglihatan yang umum adalah katarak, dimana lensa mata mengalami kekeruhan sehingga mengganggu pembiasan cahaya. Penyebab utama kondisi ini bisa karena:

  1. proses penuaan,
  2. pengaruh obat, atau
  3. efek penyakit seperti diabetes, glaukoma, dan sebagainya.

Jika Anda merasakan penglihatan blur, berbayang, ada lingkaran putih, sensitif terhadap cahaya, atau sulit melihat di malam hari, bisa jadi Anda terkena katarak.

Bagaimana pencegahannya?

Rokok dan alkohol kemungkinan memiliki peran dalam menimbulkan katarak, karena itu Anda perlu menjauhinya. Selain itu, asupan bergizi dan kaya vitamin A juga membantu menjaga kesehatan mata Anda.

Penurunan Pendengaran (Presbikusis)

Pendengaran menurun di usia tua adalah normal, karena memang timbul degenerasi pada gendang telinga dan bagian pendengaran lainnya.

Berdasarkan Riskesdas 2018, angka gangguan pendengaran mencapai 5,7% pada usia di atas 55 tahun. Indonesia sendiri menempati peringkat ke-4 di Asia dengan angka ketulian tertinggi setelah Srilanka, Myanmar, dan India.

Penurunan Pendengaran (Presbikusis)

Meski penurunan pendengaran ini normal, ada faktor risiko yang meningkatkan kecepatan atau keparahannya. Risiko ini makin meningkat pada penderita hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, perokok, dan riwayat kerja di tempat yang bising.

Maka dari itu, pencegahan presbikusis bisa mulai dari mencegah hipertensi, DM, maupun kolesterol tinggi. Selanjutnya, Anda bisa menghindari bising atau menggunakan pelindung telinga saat harus berada di lingkungan dengan bising tinggi.

Hipertensi

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah hingga melebihi batas normal. Kondisi ini berbahaya terutama karena:

  1. hipertensi sering tidak memiliki gejala selain tekanan darah yang tinggi, biasanya ditemukan lewat pengukuran,
  2. komplikasinya bisa menyerang jantung, ginjal, paru dan organ lain.

Berdasarkan Riskesdas 2018, angka kejadiannya meningkat sesuai usia. Mulai dari 31,6% untuk usia di bawah 45, hingga 55,2% untuk usia di atas 55 tahun.

hipertensi

Penyebab utama hipertensi adalah meningkatnya hambatan di pembuluh darah. Baik karena berkurangnya elastisitas pembuluh, maupun penyempitan oleh sebab aterosklerosis.

Maka dari itu, pencegahannya adalah dengan:

  1. sering olahraga untuk melatih jantung dan elastisitas pembuluh darah,
  2. menghindari makanan berlemak untuk mencegah aterosklerosis, dan
  3. mengurangi asupan garam untuk beban jantung yang lebih ringan.

Diabetes Mellitus

Diabetes merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa (gula) dalam darah.

Normalnya, glukosa menjadi bahan bakar sel. Tapi, karena tubuh tidak menghasilkan insulin, atau sel tidak peka pada insulin, jadi tidak dapat menggunakan glukosa dari darah.

Gula darah yang tinggi memberikan gejala:

  1. Polidipsi (sering haus),
  2. Poliuria (sering kencing),
  3. Polifagi (sering lapar),
  4. Kebas / kesemutan di tangan dan kaki,
  5. Jamuran,
  6. Luka yang sulit sembuh, dan lainnya.

Angka kejadian DM tergolong tinggi, mencapai 8,9% di bawah 45 tahun, hingga 19,6% di atas usia 55 tahun (Riskesdas 2018).

Diabetes Mellitus

Penyebab utamanya adalah pola makan tinggi gula dan gaya hidup minim aktivitas fisik. Karena itu, untuk mencegahnya, Anda perlu rutin melakukan latihan fisik serta mengurangi konsumsi gula.

Sebagai ganti gula putih, Anda dapat mengonsumsi gula aren yang mengandung serat inulin. Serat ini dapat mencegah absorbsi gula sehingga indeks glikemiknya rendah dan tidak menyebabkan gula darah naik tinggi.

Jantung

Penyakit jantung dikenali dengan nyeri dada yang akut, menjalar dari dada sebelah kiri, hingga bahu dan punggung. Nyeri ini merupakan tanda bahwa telah terjadi kematian pada otot jantung akibat tidak menerima asupan nutrisi dan oksigen.

Kejadian serangan jantung cukup tinggi, hingga 1,3% pada usia di bawah 45, dan 3,9% di atas 55 tahun.

Lagi-lagi, penyebab utamanya adalah aterosklerosis. 

penyakit jantung

Jika ruptur (pecah), aterosklerosis menimbulkan gumpalan lemak yang dapat menyumbat pembuluh darah jantung (koroner). Akibatnya, aliran darah terhenti dan sel jantung tidak mendapat oksigen/nutrisi, lalu mati.

Gejala awal berupa cepat lelah saat aktifitas fisik hingga keringat dingin dapat menjadi lampu kuning (peringatan).

Untuk mencegahnya, pola makan dan gaya hidup menjadi kunci utama.

Tingkatkan aktivitas fisik dan latihan rutin, serta kurangi konsumsi kolesterol jahat. Anda juga dapat mengonsumsi susu kambing yang dapat memperbaiki profil kolesterol dalam tubuh.

Stroke

Jika penyakit jantung menyerang jantung, maka stroke menyerang otak. Adapun penyebabnya sama-sama sumbatan akibat aterosklerosis yang ruptur.

Gejala stroke adalah kelumpuhan yang sering akut, mendadak, dan dapat bersifat lokal atau multi area. Jika gejala ini muncul, kerusakan pada otak sering sudah terjadi dan sulit pulih (irreversible).

Dibanding serangan jantung, angka kejadiannya mungkin tidak terlalu tinggi, tapi kenaikannya berdasar usia sangat signifikan. Riskesdas 2018 mengungkap dari 3,9 per mil angka stroke di bawah 45 tahun, melonjak hingga 32,4 per mil di atas 55 tahun.

Mengingat penyebabnya serupa dengan serangan jantung, maka pencegahannya pun tidak berbeda.

Osteoporosis

Osteoporosis adalah kekeroposan pada tulang yang membuat tulang kehilangan kekuatannya sebagai penegak maupun pelindung tubuh.

Angka kejadian osteoporosis pada usia 50 tahun sangat tinggi. Sekitar 1 dari 5 pria dan 1 dari 3 wanita di atas 50 tahun menderita osteoporosis (Laporan Kemenkes 2020).

Kondisi ini sering tidak disadari hingga sudah parah dan terjadi patah tulang. Tapi, Anda bisa mengamati gejala awal yang timbul yang berupa:

  1. postur tubuh mulai membungkuk,
  2. tinggi badan agak menurun, atau
  3. sering mengalami sakit pinggang/punggung.

Penyebab utama osteoporosis adalah asupan kalsium dan vitamin D yang kurang. Apalagi setelah usia 30 tahun, tingkat penyerapan kalsium berkurang sekitar 10% per 10 tahun. Artinya, pada usia 50 tahun, Anda hanya mampu menyerap 80% kalsium yang dapat Anda serap di usia 30 tahun.

Selain itu, gaya hidup merokok, konsumsi soda, kopi, dan alkohol juga memperburuk kondisi ini.

Sebagai pencegahannya, Anda dapat memasukkan suplemen kalsium ke dalam asupan Anda. Susu kambing Supergoat yang tinggi kalsium dan vitamin D dapat membantu menjaga tulang Anda dari osteoporosis.

Osteoarthritis

Osteoarthritis merupakan kekakuan dan nyeri pada sendi akibat berkurangnya cairan pelumas dan timbulnya peradangan di persendian. 

Meski tak sepopuler osteoporosis, osteoarthritis merupakan penyebab ketidakmampuan fisik terbesar setelah penyakit jantung bagi usia 50 tahun ke atas.

Osteoarthritis

Penyebab utamanya adalah faktor usia, karena secara normal, cairan sendi akan berkurang seiring usia. Namun, kondisi ini dapat memburuk jika ada obesitas.

Jika Anda merasa lutut, bahu, siku, atau pinggang sering nyeri saat beraktifitas berat, itu bisa jadi tanda atau gejala awal. 

Untuk mencegahnya memburuk, Anda bisa mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung antioksidan, anti inflamasi, dan asam lemak omega-3.

Contohnya, susu kambing. Minuman kesehatan ini cocok untuk osteoarthritis karena mengandung semua komponen tersebut.

Asam Urat

Selain osteoarthritis, asam urat (gout arthritis) adalah penyakit usia 50 tahun yang juga menyerang persendian. Gejalanya adalah rasa nyeri yang sangat pada persendian, terutama ruas jari tangan dan kaki.

Bersama dengan osteoarthritis, asam urat digolongkan ke dalam penyakit sendi yang menyerang 15,5% penduduk usia di atas 55 tahun. Bedanya, jika osteoarthritis karena peradangan akibat cairan sinovial yang menipis, maka asam urat akibat menumpuknya batu gout di sendi.

Batu gout ini berasal dari sisa metabolisme purin, yaitu uric acid (asam urat) yang membentuk batu setelah bereaksi dengan natrium. Pada orang normal, kadar asam urat hanya 4-5 mg/dl, tapi meningkat hingga 9-10 mg/dl pada penderita.

Oleh karena itu, pencegahannya adalah mengurangi konsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah dan seafood. 

Selain itu, mengontrol berat badan agar ideal dengan mengurangi makanan berlemak, alkohol, pemanis buatan, serta aktifitas fisik teratur juga berpengaruh.

Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit Ginjal Kronis adalah penurunan kemampuan ginjal untuk menyaring darah yang terjadi secara berangsur-angsur hingga kurang dari 30% awal. Sekitar 7 dari 1000 orang di atas usia 50 tahun mengalami ini.

Gejala awal dapat berupa mual, nafsu makan hilang, tubuh lemah, hingga berat badan menurun. Kondisi ini memburuk dengan cepat ketika kemampuan ginjal semakin berkurang  hingga di bawah 30%.

Obesitas, diabetes, dan hipertensi menjadi beberapa diantara penyebab umum. Selain itu, kurang minum air putih dan kebiasaan mengonsumsi minuman dengan perasa, pewarna, dan pengawet buatan juga memberikan pengaruh.

Maka dari itu, cara pencegahannya meliputi:

  1. pola makan rendah garam, rendah gula, dan banyak minum.
  2. gaya hidup rutin latihan dan aktifitas fisik,
  3. hindari merokok, alkohol, dan minuman dengan perasa, pewarna, pengawet buatan.

Untuk merawat kesehatan ginjal, Anda dapat meminum susu Supergoat yang rendah natrium dan mengandung pemanis alami dari gula aren.

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

PPOK merupakan penyempitan pada jalan masuk udara ke paru (bronkus dan bronkiolus) yang berlangsung lama. Kondisi ini memunculkan kepayahan atau kesulitan untuk bernapas karena udara sulit masuk ke dalam paru-paru.

PPOK berbeda dengan asma karena tidak melibatkan alergen. Meski sama-sama peradangan, tapi penyebab utamanya adalah infeksi virus, bakteri, atau polutan seperti rokok dan sebagainya.

PerbedaanAsmaPPOK
Penyebabalergi / alergeninfeksi virus, bakteri, atau polutan (rokok, dsb)
Area yang bereaksibronkus, bronkiolusbronkus, bronkiolus, dan jaringan parenkim paru
Aktor inflamasieosinofil dan sel CD4neutrofil dan sel CD8
Gejalasesak di dada, bising nafas, batuk, peningkatan denyut jantungSama, hanya dengan waktu perjalanan penyakit yang lebih lama

Kebanyakan penderita PPOK adalah laki-laki, dimana mulai timbul di usia 35–40 tahun dan memburuk seiring usia. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan merokok yang biasanya dilakukan oleh laki-laki.

Melihat penyebabnya, maka pencegahan terbaik adalah dengan berhenti merokok secepatnya. Anda juga dapat membersihkan kembali paru-paru dengan rutin mengonsumsi susu kambing yang mengandung anti inflamasi dan antioksidan tinggi.

Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan pada jaringan parenkim paru yang membuat paru-paru terendam oleh cairan dan menyulitkan proses bernapas. 

Kondisi ini sering merupakan episode lanjutan dari PPOK. Namun, ada juga virus atau bakteri yang langsung menyerang jaringan paru-paru dan menimbulkan pneumonia.

Angka kejadian pneumonia di atas usia 50 tahun mencapai 4,8 berdasarkan gejala, dan 2,5 berdasarkan diagnosis dokter. Gejala utamanya adalah sesak napas, demam tinggi, dan batuk.

Menemukan lingkungan dengan udara yang bersih dan bebas rokok menjadi faktor penting pencegahan pneumonia. Selain itu, konsumsi makanan bergizi juga berperan untuk memperkuat sistem imun dalam menghadapi infeksi.

Kanker

Kanker merupakan sel-sel yang membelah terus-menerus tanpa kendali tubuh sehingga mendesak dan merusak jaringan di sekitarnya. Mutasi genetik diperkirakan menjadi penyebab utama kondisi ini.

Angka kejadian kanker di atas usia 50 tahun memang tidak terlalu, hanya 4 per 1000 orang. Tapi, pergeseran angka puncak dari usia 75 ke 50 tahun menandakan ini perlu diwaspadai.

Jenis kanker paling banyak baik pada laki-laki maupun perempuan sangat dipengaruhi oleh gaya hidup. Karena itu, pencegahannya pun lebih ke gaya hidup.

NoPada laki-lakiPada perempuan
1Kanker Paru (19,4)Kanker Payudara (42,1)
2Kanker Hati (12,4)Kanker Leher Rahim (23,4)

*) per 100.000 penduduk.

Hindari rokok (risiko kanker paru) dan alkohol (risiko kanker hati), serta seks berganti-ganti pasangan (risiko kanker leher rahim). Selain itu, asupan yang kaya antioksidan seperti susu kambing juga dapat membantu mencegah mutasi genetik penyebab kanker.

Nah, demikian 13 penyakit yang sering muncul di usia 50 tahun ke atas. Jika Anda mengamati dengan baik, hampir semuanya memiliki hubungan dengan pola makan dan gaya hidup sehat.

Jadi, tak seharusnya usia 50 tahunan menjadi identik dengan sakit-sakitan. Bahkan, Rasulullah SAW saja hijrah dan berperang di usia 50 tahun ke atas.

Untuk melengkapi pola makan dan gaya hidup sehat Anda, meminum 1 gelas susu Supergoat setiap hari dapat membantu Anda menjaga kesehatan. 

Supergoat terbuat dari susu kambing dan gula aren yang bagus mencegah dan menyembuhkan diabetes, kolesterol, asam urat, dan penyakit degeneratif lainnya. Apalagi, susu kambing juga menjadi salah satu rahasia kesehatan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.

So, mari mulai gaya hidup sehat dengan minum susu kambing setiap hari.

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊