8 Cara Makan Sehari-hari Rasulullah yang Patut Kita Teladani

Manusia tentu harus makan dan minum untuk mempertahankan kehidupannya, namun bagi kita kaum mukmin, aktivitas tersebut juga dapat bernilai ibadah. Ini dapat kita lakukan dengan mengikuti sunah cara makan Rasulullah yang juga menyimpan banyak hikmah dan manfaat terutama berkaitan dengan kesehatan kita.

Adab Bersantap Rasulullah SAW

Terdapat banyak riwayat yang mengungkapkan kebiasaan bersantap Rasulullah SAW dan berikut beberapa di antaranya yang seharusnya menjadi teladan bagi setiap muslim.

Tidak makan berlebihan

Rasulullah menganjurkan untuk tidak berlebihan dalam menyantap makanan karena perut tidak sama dengan wadah yang dapat kita penuhi sesuai kehendak. Peringatan ini beliau nyatakan dalam hadis,

“Keturunan Adam tidak dianggap menjadikan perutnya sebagai wadah yang buruk jika memenuhinya dengan beberapa suap yang dapat menegakkan tubuhnya. Karena itu, apa yang dia harus lakukan adalah sepertiga perutnya untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk napas,” (HR Ahmad).

Makan berlebihan akibat mengikuti hawa nafsu akan membuat kita kekenyangan sehingga malas beribadah dan beraktivitas. Sementara dampak negatifnya bagi kesehatan adalah memicu gangguan pencernaan hingga obesitas yang dapat mengundang berbagai penyakit.

Makan sambil duduk di lantai

Nabi Muhammad SAW tidak pernah makan sembari duduk bersandar. Sahabat Ibnu ‘Amr menyebutkan tentang ini dalam suatu riwayat:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah terlihat makan sambil bersandar,” (HR Abu Dawud dan al-Tirmidzi). Walaupun syariat tidak mengharamkan, namun makruh hukumnya orang yang makan sambil menyandarkan bagian tubuhnya kepada suatu benda. Akibatnya kita jadi kesulitan mengontrol porsi makan dan cenderung bersantap secara berlebihan.

Cara duduk makan Rasulullah adalah dengan menekuk kedua lutut serta menindih telapak kaki bagian dalam beliau. Terkadang beliau juga menegakkan betis serta paha kanan dengan menduduki kaki kirinya. Meski Rasulullah mencontohkan untuk makan dengan duduk di lantai, bersantap di meja makan bukanlah suatu larangan dan tidak berdosa.

Selalu mencuci tangan sebelum makan

Betapa menakjubkan bahwa kebiasaan ini telah beliau ajarkan berabad lampau bahkan sebelum riset-riset ilmiah modern mendapati manfaatnya. Ternyata tangan adalah bagian tubuh kita yang paling kotor karena berpotensi menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan bakteri parasit.

Akibatnya, mikroorganisme pembawa penyakit bisa terbawa ke dalam sistem pencernaan jika sebelumnya kita melewatkan mencuci tangan sebelum makan.

Istri tercinta Rasulullah, Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah selalu berwudu menjelang tidur walaupun tengah junub, beliau juga selalu mencuci tangan saat akan makan. (HR al-Nasai dan Ahmad).

Menyebut Asma Allah sebelum Makan

Cara makan Rasulullah yang patut diteladani berikutnya adalah menyebut Asma Allah sebelum bersantap. Tidak pernah Rasulullah SAW makan tanpa sebelumnya membaca basmalah. Dari Ibnu Mas’ud Nabi Muhammad bersabda,

“Siapa yang lupa mengucap nama Allah sebelum makan, maka bacalah setelah ingat, bismillâhi fî awwalihi wa âkhirihî, sebab doa itu menyambut makanan yang baru dan mencegah keburukan yang menimpa makanan yang masuk.” (HR Ibnu Hibban).

Makan dan Minum dengan Tangan Kanan

Rasul Muhammad SAW tidak pernah makan atau minum dengan tangan kiri. Dalam suatu riwayat Rasulullah pernah menegur seorang pria yang makan dengan tangan kirinya, namun yang bersangkutan tidak mengindahkan. Rasul kemudian bersabda,

“Jika salah seorang kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanan. Jika minum, maka minumlah dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan, selalu makan dan minum dengan tangan kiri.” (HR Muslim).

Menghabiskan Makanan

Baginda Rasul juga mengajarkan untuk tidak menyia-nyiakan makanan dengan menyantapnya hingga habis. Dari Anas,

“Rasul SAW memerintah kami untuk tidak menyisakan makanan di wadah. Sebab, beliau pernah menyampaikan, “Sesungguhnya kalian tidak tahu pada makanan manakah keberkahan itu berada.” (HR Al-Tirmidzi).

Faktanya, sampah makanan berkontribusi besar sebagai penyebab pemanasan global. Ini karena sisa makanan merupakan limbah organik yang dapat melepaskan gas metana saat membusuk dan mencemari lingkungan. Inilah hikmah yang patut menjadi renungan untuk tidak berlebihan saat mengambil makanan karena hanya karena lapar mata.

Membaca Hamdalah setelah Makan

Setelah menyelesaikan santapannya Rasulullah senantiasa membaca hamdalah sebagai perwujudan syukur kepada Allah SWT atas berkah makanan di hari itu. Inilah teladan adab makan Rasulullah yang seharusnya tidak pernah kita lupakan dalam keseharian.

Kalimat yang biasa beliau ucapkan adalah:

alhamdulillahi hamdan katsiran thoyyiban mubaarokan fihi, ghoiro makfiyin wala mustaghnan ‘anhu rabbana (segala puji bagi Allah, pujian yang sebaik-baiknya, yang baik dan berkat. Tiada terbalas, dan tidak dapat tidak, tentu kami membutuhkan kepadanya, wahai Tuhan kami). (HR Al Bukhari).

Mencuci Tangan Setelah Makan

Tidak hanya menjelang makan, Rasulullah juga selalu mencuci tangan setelah bersantap. Beliau bersabda, “Siapa yang tidur di malam hari, sedangkan dalam tangannya terdapat kotoran, (seperti bekas lemak) maka dia akan ditimpa sesuatu. Dan janganlah dia menyalahkan siapa-siapa kecuali kepada dirinya sendiri.”

Menu Makanan Sehari-Hari Rasulullah SAW

Rasulullah Muhammad SAW mengkonsumsi hidangan yang sama sebagaimana masyarakat setempat pada masa tersebut. Ini sebagaimana yang riwayat dari para sahabat.

Saya mendapati Rasulullah SAW pada tempat duduk dekat pohon kurma, yang telah disiram. Beliau berada di dalamnya. Lalu, dihidangkan makan siang dari roti dan daging yang dimasak, dan Rasulullah SAW. memakannya dan orang-orang ikut bersama beliau.” (HR. Ahmad).

Selain itu Rasulullah juga makan nabeez (rendaman buah), daging, minyak zaitun dan susu kambing. Bahkan susu kambing merupakan kesukaan beliau yang paling sering Rasulullah minum daripada susu unta.

Walaupun begitu menu makanan Rasulullah dan keluarga yang paling sering menjadi santapan sehari-hari adalah kurma dan air. Dari Aisyah RA: “Pernah selama sebulan tidak ada nyala api dalam rumah kami, yang ada hanyalah kurma dan air, kecuali bila kami diberi (dikirimi) daging.(HR. Bukhari).

Hal ini berkaitan dengan kesederhanaan dan kezuhudan beliau yang memilih mengutamakan kehidupan di akhirat daripada dunia yang fana. Alih-alih bermewah-mewahan dengan aneka hidangan lezat hanya demi memanjakan nafsu, Rasulullah memilih makanan yang begitu bersahaja.

Memang tidak terdapat riwayat yang menjelaskan spesifik mengenai porsi makan Rasulullah, namun orang-orang terdekat menyaksikan beliau makan sekedar untuk menegakkan tulang punggungnya. Ini artinya beliau menghindari kenyang yang berlebihan melainkan hanya untuk mendapatkan tenaga agar dapat beribadah dan beraktivitas.

Kesimpulan:

Meneladani cara makan Rasulullah akan membuat aktivitas bersantap kita mempunyai nilai ibadah yang berpahala. Beberapa poin sunah di atas selayaknya juga menjadi kebiasaan dalam gaya hidup setiap mukmin karena begitu besar hikmahnya terutama bagi kesehatan kita, seperti misalnya anjuran untuk tidak berlebih-lebihan dalam bersantap untuk mencegah serangan penyakit. Jangan lupa bahwa sebagian besar penyakit datang dari pola makan yang salah.

Semoga menginspirasi.

Subscribe laman ini untuk mendapatkan informasi terbaru terkait gaya hidup dan pola makan sehat bersama Supergoat.

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊