10 Jenis Olahraga yang Dilarang untuk Penderita Penyakit Jantung

Penderita penyakit jantung pasti sering menerima anjuran untuk berolahraga. Namun, ternyata ada jenis-jenis olahraga yang dilarang bagi penderita penyakit jantung.

Secara prinsip, ada 5 hal dari olahraga yang sebaiknya penderita sakit jantung hindari:

  1. Tipe olahraga kompetisi;
  2. Olahraga yang memberikan beban besar;
  3. Jenis olahraga ekstrim;
  4. Berolahraga lebih dari 30 menit sekaligus tanpa jeda; dan
  5. Berolahraga saat cuaca panas.

Kelima hal dari olahraga tersebut berisiko memperberat kerja jantung melebihi batas yang dapat ditolerir atau memberikan risiko cedera yang besar.

Lalu, jenis olahraga apa saja yang tidak direkomendasikan bagi penderita penyakit jantung? Berikut ulasannya.

Sepakbola

Dengan menggunakan lapangan yang luas, olahraga sepakbola menuntut pemain untuk melakukan sprint dan akselerasi. Bahkan, seringkali akselerasi ini berlangsung cukup lama hingga lebih dari 5 detik dan berulang-ulang.

Kondisi ini meningkatkan kerja jantung dengan sangat signifikan. Menurut studi di Journal of Sport Science rerata pemain bola amatir dapat mencapai detak jantung hingga 150-170 denyut per menit.

Kondisi ini tentu sangat berisiko mengingat denyut jantung normal berada di kisaran 60-100 kali per menit.

Futsal

Meski menggunakan lapangan yang lebih kecil, olahraga futsal tetap membutuhkan gerakan yang lincah dan akselerasi yang cepat. Karena itu, olahraga ini juga berisiko besar bagi penderita penyakit jantung.

Bahkan, publik masih mengingat bagaimana seorang aktor Indonesia, Adjie Massaid, meninggal dunia akibat serangan jantung saat bermain futsal. Bahkan saat itu publik mengenal Adjie Massaid sebagai aktor dengan tubuh sehat, kekar, dan bugar.

Faktanya, kenaikan rate denyut jantung pada olahraga futsal lebih besar dari sepakbola. Angkanya dapat mencapai 170-190 kali per menit.

Penyebabnya karena pada futsal, terjadi multiple sprint yang memaksa jantung bekerja lebih keras. Bagi penderita penyakit jantung, ini tentu menjadi beban yang cukup berat.

Basket

Secara prinsip, basket serupa dengan futsal, ada multiple sprint dan akselerasi yang terjadi di sana. Lebih lagi, gerakan-gerakan basket sering membutuhkan kelincahan dan tenaga yang besar.

Denyut jantung pemain basket pada puncak permainan yang intense dapat mencapai kisaran 160-180 kali per menit. Dengan angka setinggi ini, wajar jika basket merupakan olahraga yang sebaiknya tidak dilakukan oleh penderita jantung.

Bulutangkis

Lapangan bulu tangkis boleh lebih kecil dari olahraga sepakbola, tapi risiko memainkan olahraga ini ternyata lebih besar bagi penderita jantung.

Pada permainan badminton dengan rerata 6 detik dan interval istirahat 12 detik selama 28 menit, detak jantung pemain dapat mencapai 196 kali per menit.

Kondisi ini muncul dari gerakan-gerakan bulutangkis yang lincah dan menuntut refleks yang tinggi. Jika Anda mampu mengurangi tipe gerakan seperti ini, bermain bulutangkis masih cukup aman bagi penderita sakit jantung.

Tenis

Olahraga tenis mirip seperti bulutangkis, baik dari segi beban maupun risiko. Denyut jantung pada saat permainan dapat mencapai hingga 160 kali per menit. Bahkan, saat reli panjang, dapat melonjak hingga 190-200 kali per menit.

Maka dari itu, tenis merupakan salah satu olahraga yang dilarang bagi penderita penyakit jantung. 

Meski beban jantung dapat berkurang sesuai waktu dan tingkat intensitas permainan, menghindari risiko tampaknya lebih baik. Apalagi jika Anda masih kesulitan menahan godaan untuk mengejar bola.

Lari Sprint

olahraga yang dilarang untuk penyakit jantung

Sprint atau lari cepat dapat membebani jantung karena kenaikan kebutuhan pasokan oksigen dan energi yang tiba-tiba. 

Pada saat sprint, beban jantung yang naik tiba-tiba dapat membuat sel jantung kekurangan oksigen dan energi dengan cepat. Pada pasien PJK (penyakit jantung koroner), ini dapat memicu serangan jantung.

Maka dari itu, jika Anda memiliki riwayat serangan jantung, hampir semua olahraga yang menggunakan sprint perlu Anda waspadai.

Maraton

olahraga yang dilarang untuk penyakit jantung

Lari maraton dapat membebani jantung karena durasi olahraganya yang seringkali terlalu lama.

Saat maraton, jantung bekerja terlalu lama dalam intensitas yang berat. Pada pasien dengan pembuluh jantung yang tersumbat, ini dapat memicu kekurangan oksigen kronis pada jantung.

Akan tetapi, Anda sebenarnya tetap dapat lari jarak jauh, dengan catatan bukan sedang kompetisi dan tidak lebih dari 30 menit. Jogging ringan membantu melatih daya tahan dan kekuatan jantung selama intensitas dan waktunya tidak berlebihan.

Renang Gaya Bebas dan Kupu-Kupu

olahraga yang dilarang untuk penyakit jantung

Sebagai penderita penyakit jantung, Anda mungkin sering menerima saran untuk melakukan olahraga renang. Saran ini muncul karena anggapan bahwa renang merupakan olahraga aerobik yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru.

Faktanya, berenang memang dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuan jantung. Namun, bagi penderita penyakit jantung, intensitas olahraga renang tetap perlu diperhatikan.

Ini karena saat berenang, denyut jantung dapat meningkat hingga kisaran 100-130 kali per menit. Memang masih lebih kecil daripada banyak jenis olahraga lainnya, namun tetap berisiko bagi pasien jantung.

Jika masih ingin berenang, Anda dapat menggunakan gaya katak (dada) atau gaya punggung. Kedua gaya ini mengandalkan gaya angkat air dan tidak memiliki gerakan yang intens.

Hiking dan Climbing

olahraga yang dilarang untuk penyakit jantung

Climbing atau panjat tebing merupakan salah satu olahraga ekstrim yang tidak cocok bagi penderita penyakit jantung. Olahraga ini membutuhkan energi otot dalam jumlah besar, baik yang berasal dari reaksi aerob maupun anaerob.

Sedangkan hiking atau pendakian juga bisa berisiko cukup besar, terutama karena 2 hal:

  1. perjalanan dan beban pendakian yang cukup berat, serta
  2. oksigen yang tipis di daerah ketinggian.

Karena itu, jika Anda menderita penyakit jantung, sebaiknya menghindari kedua olahraga tersebut.

Untuk climbing sebaiknya memang dihindari sama sekali. Akan tetapi, Anda masih dapat melakukan hiking dengan syarat:

  1. tidak membawa beban terlalu berat;
  2. menjalani pendakian dengan santai dan tidak terburu-buru;
  3. gunung yang Anda daki tidak terlalu tinggi; dan
  4. membawa cadangan oksigen selama pendakian.

Bungee Jumping

olahraga yang dilarang untuk penyakit jantung

Bungee Jumping mungkin kurang tepat jika disebut latihan mengingat aktivitasnya berlangsung seketika, tidak kontinyu dan memiliki interval. 

Namun, sebagian orang masing menganggap ini sebagai jenis olahraga ekstrim. Karena itu, olahraga bungee jumping masuk ke dalam daftar ini.

Ini karena bungee jumping maupun jenis olahraga ekstrim lainnya memicu pelepasan adrenalin dalam jumlah besar. Efeknya, denyut jantung dapat meningkat hingga mencapai 200 kali per menit.

Maka dari itu, jika Anda merupakan penyintas serangan jantung, sebaiknya hindari olahraga ekstrim apapun.

Demikian 10 jenis olahraga yang dilarang untuk penyakit jantung. Lalu, jika Anda merupakan pasien PJK, olahraga apa yang bisa Anda lakukan?

Anda bisa melihat daftar olahraga yang dianjurkan untuk pasien penyakit jantung di artikel kami yang lainnya. Yang jelas, jenis olahraganya merupakan tipe aerobik dan tidak memberikan beban yang terlalu besar bagi jantung.

Sebagai saran tambahan, untuk mempercepat proses rehabilitasi penyakit jantung, Anda dapat mengonsumsi susu Supergoat. Susu Supergoat mengandung nutrisi yang sangat bermanfaat dalam membantu mencegah dan merehabilitasi penyakit jantung.

Yuk, jaga kesehatan jantung untuk hidup yang lebih hebat dan bermanfaat bersama Supergoat.

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊