Jam Tidur Saat Puasa Agar Tetap Bugar Sesuai Panduan Islam

Jam tidur saat puasa perlu Anda atur ulang agar tak mengurangi level kebugaran dalam menjalani hari. Apalagi, jika Anda memiliki aktivitas yang padat sejak pagi hingga petang.

Namun, sebaiknya Anda tak mengaturnya dengan sembarangan. Sebagai seorang muslim, Anda perlu mempertimbangkan tuntunan yang digariskan dalam Islam. 

Sebagai agama yang sempurna (kamilan), segala hal sudah Islam atur. Termasuk mengatur jam tidur saat puasa. Islam menetapkan mana tidur yang jadi anjuran dan mana pantangan.

Meski tidak ditemukan jawaban gamblang mengenai berapa jam boleh tidur saat puasa yang ideal, keterangan dari Nabi Muhammad Saw dan para ulama memberi petunjuknya.

Bahkan hebatnya, berbagai anjuran itu juga terbukti manfaatnya secara medis. Penasaran? Baca yuk panduannya!

1. Optimalkan tidur awal waktu

Rasulullah Saw adalah sosok yang terbiasa memilih awal malam sebagai waktu tidurnya. Hal itu semata-mata agar dapat menjaga kebugaran tubuhnya. Terutama agar kuat beribadah.

Dalam sebuah hadis disebutkan, “ Rasulullah membenci tidur sebelum isya dan berbincang-bincang setelahnya,” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Ternyata kebiasaan tidur di awal waktu juga sesuai dengan pertimbangan medis. National Sleep Foundation juga menyarankan agar orang dewasa tidur sejak pukul 8 malam. Kualitas ketenangan dan kebahagiaan hidup meningkat menurut saran medis.

Jadi, selepas melakukan shalat tarawih, jangan terlalu lama mengobrol atau menghabiskan waktu sia-sia. Lebih buruk lagi jika Anda memilih begadang. Kecuali, jika memang ada urusan penting dan tak bisa Anda tunda esok hari. 

2. Sebaiknya bangun sekitar pukul tiga

Dengan alasan tertentu, mungkin ada sebagian dari Anda yang makan tengah malam agar tak perlu sahur menjelang subuh. Bahkan, pada akhirnya subuh bablas hingga menjelang matahari terbit.

Sebenarnya hal tersebut kurang berkesesuaian dengan sunnah dalam Islam. Dalam hadis, Beliau justru menganjurkan umatnya untuk mengakhirkan sahur. 

Namun, maknanya bukan berarti sahur beberapa saat sebelum adzan subuh. Tetap harus ada jarak yang Anda gunakan. Hal ini persis dengan keterangan Zaid bin Tsabit, salah seorang sahabat Nabi Saw.

“Kami pernah makan sahur bersama Rasul Saw lalu melaksanakan sholat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid, ‘Berapa jarak antara adzan dan sahur?’ Zaid menjawab, ‘Sekitar 50 ayat” (HR Bukhari dan Muslim)

Jika dikonversi dalam menit, 50 ayat itu antara 15 hingga 30 menit. 

Jadi, kalau mau mengoptimalkan waktu tidur, bangunlah sekitar 60 hingga 90 menit sebelum subuh. Kira-kira sekitar pukul 03.00 pagi. 

3. Tidak tidur setelah makan sahur

Setelah kenyang makan sahur, godaan untuk tidur lagi sangat tinggi. Ketika Anda memenuhi dorongan itu, mungkin  rasanya memang nikmat. Sayangnya, hal tersebut buruk bagi kualitas fisik Anda.

Dilansir Kompas Health, Mark B. Orringer, Profesor dari Universitas Michigan Amerika Serikat menyebut adanya potensi gangguan asam lambung jika Anda melakukannya. Berbaring setelah makan sahur bisa membuat isi perut naik lagi ke kerongkongan. 

Butuh waktu 2 hingga 3 jam untuk perut mencerna makanan secara sempurna. Jadi, dalam rentang waktu tersebut sebaiknya Anda jangan tidur dulu.

Sebagai alternatif, setelah makan Anda bisa bersiap ke masjid untuk dzikir atau membaca al-Quran menunggu waktu subuh tiba. Insya Allah, lebih berkah!

4. Jangan tidur setelah subuh

Godaan tidur tak berhenti saat usai sahur, ia bisa datang lagi ketika Anda baru selesai shalat subuh. Bayangan kenikmatannya pasti berputar dalam kepala Anda. Namun sekali lagi, jangan ikuti dorongan itu. 

Dalam Islam, tidur pada waktu tersebut masuk kategori makruh, hal yang Allah SWT benci. Hal ini sudah menjadi kesepakatan para ulama. Salah satu alasannya, Anda akan kehilangan banyak keberkahan hidup jika melakukannya.

Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah pernah menjelaskan, “Di antara hal yang makruh menurut para ulama yaitu tidur sehabis salat subuh sampai terbitnya matahari. Hal itu karena (antara) waktu tersebut merupakan waktunya memanen ghanimah (waktu meraih banyak kebaikan)”

Dalam lanjutan penjelasannya, Anda juga berpotensi menghabiskan hari dalam kemalasan dan kelalaian.

Untuk mengisi waktu, lebih baik Anda tadarus atau mengikuti pengajian jika masjid di sekitar rumah Anda menyelenggarakannya. Olahraga ringan juga bisa jadi alternatif untuk menumbuhkan semangat dan kesegaran.

4. Optimalkan tidur siang

Jam tidur saat puasa

Lelah dan lapar umumnya datang ketika waktu memasuki tengah hari. Anda juga bisa jadi mengantuk pada jam jam tersebut. Jika memungkinkan, penuhi saja dorongan itu.

Ketika kantor memberi waktu istirahat, sebaiknya manfaatkan waktu dengan tidur. Abaikan rekan kerja yang bisa jadi mengajak Anda sibuk dengan urusan yang kurang berfaidah.

Tidur siang sejatinya merupakan kebiasaan Rasulullah Saw. Dalam sebuah hadis, Beliau bersabda, “Tidurlah qailulah (tidur siang), karena setan tidak mengambil tidur siang,” (H.R. Abu Nuaim)

Sebagian ulama menyebut qailulah itu beberapa saat sebelum zuhur, sedangkan sebagian lagi menyebut setelahnya. Anda bisa sesuaikan jam tidur siang saat puasa ini dengan waktu istirahat kantor.

Tak butuh waktu lama untuk menjalankan anjuran ini. Memejamkan mata antara 15-30 menit bisa meningkatkan level fokus dan stamina Anda untuk bekerja. Anda bahkan bisa melakukannya meski tak sambil berbaring.

Menariknya, dalam tinjauan medis kebiasaan seperti ini bisa membantu menjaga tekanan darah tetap stabil. Jadi, Anda bisa terhindar dari hipertensi.

5. Hindari tidur saat petang

Waktu petang bisa jadi puncak kelelahan Anda yang baru pulang kerja. Wajar jika muncul lagi dorongan untuk rebahan dan tidur hingga menjelang buka. Hanya sebaiknya, abaikan saja godaan itu.

Ada beberapa hadis yang mendukung pantangan ini. Misalnya yang terdapat dalam Musnad Abi Ya’la, Rasulullah Saw bersabda;

“Barang siapa yang tidur setelah ashar kemudian akalnya hilang, maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri”

Memang ada sebagian ulama yang melemahkan hadis di atas. Namun jika Anda juga menjadikan alasan medis sebagai pertimbangan, alangkah baiknya mengikuti hadis di atas.

Beberapa gangguan kesehatan seperti peningkatan risiko diabetes dan gangguan konsentrasi adalah beberapa alasannya. 

Secara logis, tidur sore juga pasti akan merusak jam tidur malam. Anda yang idealnya tidur awal, berpotensi susah tidur. Akhirnya, Anda tak bisa menjalankan anjuran Nabi Saw mengenai tidur awal waktu.

Selain jam tidur, perhatikan juga asupan makanan

Sudah terbayang kan kapan waktu tidur di bulan Ramadhan yang baik? Anda bisa merasakan dampaknya jika konsisten melaksanakannya.

Namun mengatur jam tidur saat puasa tidak bisa berdiri sendiri. Untuk kebugaran yang maksimal, Anda juga perlu mengoptimalkan asupan makanan. Pastikan tubuh Anda terisi dengan nutrisi yang baik saat sahur dan berbuka.

Anda bisa sisipkan susu kambing sebagai menu harian untuk gizi maksimal.

Secara medis, susu kambing dapat meningkatkan stamina serta daya tahan tubuh. Jadi, Anda tak perlu ragu untuk tetap menjalankan banyak aktivitas meskipun sedang berpuasa.

Supergoat sebagai produsen susu kambing etawa adalah pilihan terbaik untuk Anda siapkan sebagai menu sahur dan berbuka harian. Selain menyehatkan, kandungan gula aren yang terdapat di dalam susu ini membuatnya enak untuk ketika diminum.

Jam tidur saat puasa akan semakin sempurna dengan asupan gizi yang kaya. Bersama Supergoat, mari jadikan puasa lebih sehat dan berwarna!

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊