Tak seperti shaum sunnah lain semisal puasa daud dan senin-kamis, puasa sunnah ini mungkin baru-baru ini Anda dengar. Maka wajar jika saat ini Anda masih ragu dengan hukum puasa ayyamul bidh.
Apakah memang benar-benar sunnah? Bid’ah? Atau malah wajib?
Untuk memuaskan rasa ingin tahu Anda, kami akan membahas hukum puasa ini berikut dengan cara pelaksanaannya.
Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh?
Istilah ayyamul bidh, dalam bahasa Arab mengandung arti ‘hari-hari putih’. Jadi, sederhananya ayyamul bidh itu puasa putih.
Namun, ini jelas berbeda dengan praktik budaya puasa mutih ala masyarakat tradisional Jawa yang pantang makan dan minum kecuali nasi putih.
Dalam Islam, puasa ayyamul bidh dilakukan pada tiga hari pertengahan dalam hitungan Qamariyyah, yakni 13,14, dan 15.
Dalil dan Hukum Puasa Ayyamul Bidh
Puasa ini bukan dalam kategori bid’ah, karena landasannya jelas dari penyampaian Rasulullah Saw.
Terdapat beberapa hadits yang meriwayatkan perintah berpuasa pada 3 hari pada pertengahan bulan. Salah satu hadits puasa ayyamul bidh adalah sabda Nabi Saw berikut ini:
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
“Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi)
Para ulama bersepakat, bahwa hukum puasa ayyamul bidh ini adalah sunnah. Artinya, berpahala jika Anda laksanakan namun tak berdosa jika Anda meninggalkannya.
Dari keterangan Ibnu Abbas, Nabi Saw kerap melakukan puasa ini tatkala tidak sedang bepergian atau safar.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul bidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai)
Kelebihan Puasa Ayyamul Bidh
Sebagaimana puasa sunnah lainnya, ayyamul bidh juga memiliki keutamaan tersendiri dalam Islam. Pengetahuan ini, mudah-mudahan membuat Anda bersemangat dalam mengamalkannya.
1. Puasanya Nabi Adam a.s.
Jika menelusuri sejarahnya, Anda akan temukan bahwa puasa ini sudah ada sejak zaman Nabi Adam a.s. Allah SWT memerintahkan Nabi Adam a.s ketika Beliau baru diturunkan ke bumi.
Dalam kitab Umdatul Qari Syarh Shahihil Bukhari karangan Badruddin Al-Aini Al-Hanafi, disebutkan landasannya.
ثُمَّ سَبَبُ التَّسْمِيَةِ بِأَيَّامِ الْبِيضِ مَا رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّمَا سُمِيَتْ بِأَيَّامِ الْبِيضِ لِأَنَّ آدَمَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لَمَّا أُهْبِطَ إِلَى الْأَرْضِ أَحْرَقَتْهُ الشَّمْسُ فَاسْوَدَّ فَأَوْحَى اللهُ تَعَالَى إِلَيْهِ أَنْ صُمْ أَيَّامَ الْبِيضِ فَصَامَ أَوَّلَ يَوْمٍ فَأبْيَضَّ ثُلُثُ جَسَدِهِ فَلَمَّا صَامَ الْيَوْمَ الثَّانِيَّ اِبْيَضَّ ثُلُثُ جَسَدِهِ فَلَمَّا صَامَ الْيَوْمَ الثَّالِثَ اِبْيَضَّ جَسَدُهُ كُلُّهُ
“Sebab dinamai ‘ayyamul bidh’ adalah riwayat Ibnu Abbas RA, dinamai ayyamul bidh karena ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakar nya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Allah SWT kemudian diwahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih); ‘Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)’. Lantas Nabi Adam AS pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.”
2. Pahalanya Seperti Puasa Sepanjang Tahun
Puasa merupakan amal ibadah yang ganjarannya besar. Apalagi, jika Anda melakukannya sepanjang tahun. Luar bisa besar bukan?
Menariknya, pahala puasa ayyamul bidh adalah setara dengan puasa satu tahun lamanya. Dalam hadits, Nabi Saw bersabda:
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari)
Niat dan Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh
Anda tertarik untuk mengamalkannya? Dalam Islam, Anda sebaiknya tak beramal tanpa ilmu. Jadi, Anda perlu tahu bagaimana niat serta tata cara pelaksanaan puisi ini.
1. Niat Puasa Ayyamul Bidh
Para ulama berbeda pendapat mengenai niat. Sebagiannya mencukupkan niat dalam hati, namun sebagian lagi menganjurkan pelafalan untuk mengokohkan apa yang ada di hati.
Jika Anda cenderung melafalkan niat, Anda bisa melafalkan niat puasa ayyamul bidh berikut ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
“Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”
2. Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh
Secara umum, tata cara puasa ayyamul bidh itu sama dengan puasa sunnah umumnya. Anda memulainya dengan niat sebelum fajar lalu menahan diri dari makan dan minum hingga adzan Maghrib.
Namun, ada beberapa catatan yang perlu Anda perhatikan lainnya:
- Bagi wanita bersuami, Anda harus izin dulu kepada suami.
- Lebih afdhol Anda lakukan ketika tidak sedang bepergian.
- Jika tanggal 13 bertepatan dengan hari Tasyrik pada bulan Dzulhijjah, maka hukum puasa ini menjadi haram
Setelah mengetahui hukum puasa ayyamul bidh, keutamaan, serta tata caranya, apalagi yang Anda tunggu? Mulai agendakan dari sekarang untuk melakukan puasa ini. Jangan lupa konsumsi Supergoat saat berpuasa agar imunitas tetap terjaga!