Anda sudah tahu, apa saja sunah Idul Fitri?
Sebelum memasuki bulan Syawal, Anda perlu mengetahuinya. Dengan demikian, Anda tak kehilangan kesempatan meraih pahala yang berlimpah.
Apalagi, jika Anda tahu, berbagai sunah ini dapat dilakukan dengan sederhana. Tak perlu pengorbanan ekstra untuk menjalankannya. Jadi, sayang sekali kalau Anda melewatkannya.
Tak sabar untuk mengetahuinya? Mari kita mengulasnya satu per satu!
1. Menghidupkan malam
Setelah menghidupkan 10 malam terakhir bulan Ramadan dengan iktikaf, Anda sebaiknya langsung sambung dengan ibadah di malam lebaran.
Hal tersebut bukan tanpa dasar. Dalam sebuah hadis, Beliau bersabda:
مَنْ أَحْيَا لَيْلَتَيْ الْعِيدِ لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ
“Barangsiapa menghidupi dua malam hari raya, hatinya tidak mati di hari matinya beberapa hati”. (HR. al-Daruquthni)
Memang, sebagian ulama melemahkan hadis di atas. Namun, dalam perkara keutamaan, tak masalah jika Anda melakukan amalan malam Idul Fitri sesuai sunah ini.
Anda bisa mengisinya dengan memperbanyak doa, membaca Al-Qur’an, beristighfar, dan tentu saja memperbanyak takbir.
2. Memperbanyak takbir
Mengumandangkan takbir merupakan sunah yang dapat Anda lakukan menjelang salat Idul Fitri.
Ulama berbeda pendapat mengenai waktu awal takbir dikumandangkan. Ada yang menganjurkan sejak malam (setelah berbuka), ada pula yang membatasi takbiran dimulai ketika kaum muslimin berangkat dari rumah menuju lokasi salat id.
Mengenai lafadz-nya, terdapat pula berbagai versi.
Di Indonesia, yang paling populer adalah lafadz takbir Ibnu Mas’ud. Bunyinya begini:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْ
Perbedaan lafadz seyogyanya tak jadi bahan polemik. Lagipula, masing-masing lafadz punya jalur periwayatan hadisnya sendiri.
Untuk pengamalannya, sebenarnya tak harus di masjid. Anda bisa melakukan sunah takbir Idul Fitri di manapun. Misalnya di rumah, di perjalanan, atau di tempat lainnya.
3. Menyiapkan pakaian terbaik yang dimiliki
Memang, tak ada dalil tekstual yang mendorong umat Islam beli baju baru jelang lebaran. Namun, ada anjuran Rasulullah Saw untuk menyiapkan pakaian terbaik yang dimiliki. Dasarnya terdapat dalam anjuran Rasul yang disampaikan kepada Ali bin Abi Thalib ra.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya” (H.R. Hakim)
Jika ada rezeki, tentu bagus kalau Anda sengaja menyiapkan sunah pakaian Idul Fitri dengan membelinya. Hanya, ketika memang Anda tak punya budget, jangan jadikan itu sebagai masalah. Anda bisa cek lemari dan gunakan baju bagus stok lama.
Bagi Anda yang punya rezeki berlebih, alangkah indahnya berbagi baju baru bagi yang membutuhkan.
Terakhir, jangan sampai Anda memakai baju terbaik dengan niat pamer. Itu merupakan hal tercela. Lakukanlah semata-mata karena sunah Nabi Muhammad Saw.
4. Mandi dengan niat khusus
Tentu saja, mandi adalah keharusan. Tanpa menunggu momen Idul Fitri, Anda harus mandi. Namun, khusus untuk menyambut hari raya, Anda perlu melakukannya secara berbeda.
Anjuran ini sesuai dengan atsar anjuran sahabat Ali bin Abi Thalib. Dalam sebuah riwayat, Ia mendorong umat Islam untuk mandi pada hari Jumat, hari Arafah, hari Idul Fitri, serta Idul Adha.
Caranya sebenarnya sama dengan mandi wajib. Letak perbedaannya ada pada niat sebelum melakukannya.
Begini lafadz niat yang perlu Anda baca:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Saya niat mandi pada hari Raya Idul Fitri sunah karena Allah Ta’ala”
5. Menggunakan wewangian
Setelah mandi dan mengenakan pakaian terbaik, Anda bisa menyemprotkan wewangian.
Dalam berbagai riwayat, memakai minyak wangi dianjurkan dalam banyak kondisi. Salah satunya, saat Hari Raya Idul Fitri.
Anjurannya terdapat dalam kitab al-Mustadrak Imam Hakim.
Dari Ali bin Abi Thalib ra, mengisahkan bahwa: “Rasulullah Saw memerintahkan kami pada dua hari raya untuk memakai pakaian terbaik yang kami punya, dan memakai wangi-wangian yang terbaik yang kami punya.”
6. Makan sebelum berangkat salat
Meskipun Anda belum lapar, Rasulullah Saw menganjurkan Anda untuk makan sebelum berangkat ke lokasi salat id. Tak perlu makanan berat, Anda bisa mencicipi kudapan atau beberapa butir kurma.
Sunah makan Idul Fitri ini juga sekaligus penanda bahwa hari itu adalah hari raya. Dengan kata lain, sudah bukan waktunya lagi berpuasa.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik ra, Ia menuturkan:
“Pada hari raya Idul Fitri Nabi saw. tidak keluar (salat) hingga makan beberapa butir kurma.” (H.R Ibnu Majah)
Sebaliknya, makruh hukumnya jika Anda meninggalkan anjuran ini. Jadi, laksanakan ya!
7. Berangkat dengan berjalan kaki
Jika biasanya Anda naik motor ke masjid untuk salat berjamaah, usahakan untuk berjalan kaki pada Hari Raya Idul Fitri.
Meskipun sedikit lebih melelahkan, insya Allah ada pahala yang bisa Anda gapai. Hal itu sama artinya Anda menjalankan sunah Nabi. Dalam sebuah hadis, Beliau bersabda:
مِنْ السُّنَّةِ أَنْ يَخْرُجَ إلَى الْعِيدِ مَاشِيًا
“Termasuk sunah Nabi adalah keluar menuju tempat shalat Id dengan berjalan.” (H.R. at-Tirmidzi)
Namun apabila Anda sudah renta atau tergolong orang sakit sehingga kesulitan berjalan jauh, Anda tak perlu memaksakan diri. Utamakan saja kesehatan, karena amalan sunah tak memicu dosa jika tak Anda amalkan.
Untuk mengganti keutamaan yang Anda tinggalkan, Anda bisa optimalkan melakukan sunah yang lain.
8. Shalat Idul Fitri
Tentu saja, dari sekian banyak sunah di Hari Raya Idul Fitri, salat ied adalah sunah paling utama. Derajatnya pada level sunnah muakkad, atau sunah yang dikukuhkan. Bahkan, sebagian ulama menempatkannya sebagai fardu kifayah.
Dalilnya adalah firman Allah SWT berikut ini:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka shalatlah kepada Tuhanmu dan berkurbanlah,” (QS. Al-Kautsar ayat 2)
Para ulama, menafsirkan ayat ini mengandung perintah untuk shalat pada hari raya. Baik Idul Fitri, maupun Idul Adha. Baik untuk laki-laki, maupun perempuan.
Dianjurkan, agar pelaksanaannya dilakukan berjamaah dan di masjid. Namun jika tak memungkinkan, tak masalah juga bila di lapangan.
9. Pulang ke rumah dengan rute berbeda
Ketika Anda berangkat melalui satu rute, maka ketika pulang gunakan rute berbeda.
Meski sedikit lebih jauh, mestinya tak masalah jika Anda memang ingin menghidupkan sunah Nabi Muhammad Saw.
Anjuran ini tercatat salah satunya dalam kitab Syekh Abdul Qadir Jailani yang berjudul Ghuniyatul Thalibin. Disebutkan bahwa:
“Orang Mukmin dianjurkan pergi dan pulang dari shalat id dari jalan yang berbeda, karena Ibnu Umar menyatakan bahwa Nabi SAW pergi dan pulang shalat id dari jalan yang berbeda.”
10. Memberikan ucapan selamat (tahniah)
Terakhir, Anda juga sebaiknya tak mengabaikan ucapan selamat hari raya. Meski terkesan sederhana, namun aktivitas ini juga memiliki pijakan.
Para ulama memang berbeda pendapat terkait masalah ini. Sebagian menyebutnya sunah, sedangkan sebagian lagi menyebutnya mubah.
Terlepas dari itu semua, mengucapkan selamat sama artinya dengan berbagai kebahagiaan. Pada momen hari raya, sudah semestinya tercipta suasana berbahagia.
Tak ada ucapan khusus yang disyariatkan. Namun jika Anda butuh referensi ucapan sunah Idul Fitri, bisa gunakan lafadz populer ini:
تقبل الله منا ومنكم
Artinya: “Semoga Allah menerima (puasa dan amal) dari kami dan (puasa dan amal) dari kalian.”
Anda bisa menambahkannya dengan kata-kata lain yang mengandung kebaikan untuk sesama. Baik untuk keluarga, tetangga, hingga rekan kerja.
Optimalkan sunah dengan menjaga kesehatan!
Untuk menghidupkan berbagai amalan sunah di atas, tentunya Anda perlu fisik sehat. Sebagai langkah serius, Anda bisa menyiapkannya sejak sekarang.
Rutin mengonsumsi 1 sachet susu kambing etawa bubuk dari Supergoat bisa Anda jadikan pilihan. Kandungannya dapat membantu Anda menjaga kebugaran dan mencegah penyakit berdatangan.
Anda tak mau kan jika pada hari raya nanti Anda sakit dan tak bisa mengoptimalkan sunah? Makanya, yuk hidupkan sunah Idul Fitri bersama Supergoat!