Seorang muslim akan tertarik untuk meneladani cara hidup Nabi Muhammad SAW. Mulai dari perkara besar, hingga urusan harian seperti jam makan Rasulullah SAW dan jenis makanannya sekalipun.
Ini karena setiap muslim meyakini bahwa semua yang ada pada Nabi Muhammad SAW merupakan contoh yang baik sebagaimana jaminan Allah SWT.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS: Al-Ahzab, 33:21).
Pada setiap aspek kehidupan Rasulullah SAW selalu ada hikmah, termasuk pola makan, tidur, salat, dan sebagainya.
Nah, artikel kali ini akan membahas jam makan Rasulullah SAW dan menu, sebagai upaya agar kita dapat menirunya.
Sebelum Subuh
Sadarkah Anda bahwa Rasulullah SAW juga makan sebelum subuh, yaitu ketika beliau akan puasa alias makan sahur.
Sahur merupakan momen penting yang mengandung keberkahan jika bagi orang yang berpuasa. Rasulullah SAW sangat menekankan agar hal ini para shaim (orang yang berpuasa) tidak melewatkannya.
“Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allâh dan para malaikat berselawat atas orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad & Abu Syaibah)
Adapun tentang waktu tepatnya, paling baik adalah mendekati azan. Rasulullah SAW sendiri pernah sahur bersama sahabat pada jarak waktu baca 50 ayat (kira-kira 10 menit) sebelum azan.
“Kami bersahur bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , kemudian beliau pergi untuk shalat.” Aku (Ibnu Abbas) bertanya, “Berapa lama antara azan dan sahur?” Beliau menjawab, “Sekitar 50 ayat.” (HR Bukhari Muslim dari Ibnu Abbas dari Zaid bin Abi Tsabit)
Meski begitu, tidak mengapa untuk menyelesaikan sahur hingga mendekati waktu salat, sebagaimana riwayat dari Sahl bin Sa’ad.
“Aku makan sahur bersama keluargaku, kemudian aku segera bergegas menuju masjid agar aku bisa bersujud (pada rakaat pertama shalat shubuh) bersama Rasûlullâh SAW.” (HR. Bukhâri no. 1786)
Lalu, apa menu sahur Rasulullah SAW? Kurma dan air.
Bukan berarti beliau tidak suka yang lain, hanya saja kurma dan air adalah menu utama keluarga Rasulullah SAW. Ini karena kurma dan air seringkali merupakan satu-satunya menu yang ada di rumah beliau.
“Pernah selama sebulan tidak ada nyala api dalam rumah kami, yang ada hanyalah kurma dan air, kecuali bila kami diberi (dikirimi) daging.” (HR. Bukhari no. 5977 dari Aisyah RA.)
Sarapan Rasulullah SAW
Pada hari di mana Rasulullah SAW tidak berpuasa, beliau senantiasa berupaya untuk sarapan pagi.
Lalu, kapan waktu makan Rasulullah SAW di waktu pagi? Sepulang dari masjid.
Nabi Muhammad SAW biasa duduk di tempat beliau di masjid setelah salat Subuh sampai terbit matahari.
“Beliau (Rasulullah SAW) tidak beranjak dari tempat salatnya ketika subuh atau pagi hari hingga matahari terbit. Begitu matahari terbit, beliau berdiri (untuk) pergi. Para sahabat seringkali bercerita-cerita dan berkisah-kisah semasa jahiliyahnya, lantas mereka pun tertawa, namun beliau hanya tersenyum.”
Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidaklah sarapan sebelum matahari terbit.
Setelah matahari terbit, beliau lalu pergi ke rumahnya untuk sarapan. Jika ada makanan, maka beliau sarapan. Jika tidak ada, maka beliau berpuasa.
“Dari Ummul Mukminin ‘Aisyah berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam ke rumahku seraya bertanya: ‘Apa kamu memiliki makanan?’
“Saya menjawab, ‘Tidak.’
“Beliau berkata, ‘Kalau begitu saya berpuasa.’
“Dia (‘Aisyah RA) berkata, suatu hari beliau datang lagi kepadaku, lalu saya katakan kepadanya, “Kita diberi hadiah berupa makanan.”
“Beliau bertanya, ‘Apakah itu?’
“Saya menjawab, ‘Hais (yaitu kurma yang dicampur dengan samin dan ‘Aqith),
“Beliau bersabda: ‘Sebenarnya tadi pagi saya berniat untuk puasa.’ Lalu, beliau pun makan.” (HR. Tirmidzi no. 666).
Lalu, apa menu sarapan pagi Rasulullah SAW?
Seperti biasa, kurma dan air. Biasanya beliau akan minum air rendaman buah (kurma). Atau, jika mendapat kiriman susu kambing dari tetangga, maka beliau pun sarapan dengan kurma dan susu.
“Dari Aisyah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pada kurma ajwa yang tumbuh di ‘Aliyah yang dimakan di awal pagi terdapat obat dari semua penyakit sihir dan racun.” (HR. Ahmad no. 23.592)
Makan Siang Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW adalah seseorang yang aktif. Beliau biasa makan siang di luar rumah bersama para sahabat sesuai dengan keperluannya pada hari itu.
“Saya mendapati Rasulullah SAW pada tempat duduk dekat pohon kurma, yang telah disiram. Beliau berada di dalamnya. Lalu, dihidangkan makan siang dari roti dan daging yang dimasak, dan Rasulullah SAW. memakannya dan orang-orang ikut bersama beliau.” (HR. Ahmad no. 14.489 dari Jabir bin Abdillah).
Kapan jam makan siang Rasulullah SAW? Biasanya sebelum zuhur seperti kelanjutan dari hadis di atas.
“Lalu beliau kencing kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwudhu untuk salat zuhur lalu para sahabat juga melakukannya kemudian mereka salat zuhur.”
Kecuali pada hari Jumat, di mana kebiasaan setempat adalah salat Jumat dulu, baru makan siang dan qailulah.
“Dari Sahl bin Sa’d dia berkata; “Kami sering qailulah (tidur siang) dan makan siang setelah Jumat.” (HR. Bukhari no. 5807)
Adapun jika tidak ada keperluan yang butuh waktu lama, maka beliau kembali ke rumah dan makan siang bersama sahabatnya.
Artinya, makan siang bagi Rasulullah SAW adalah waktu yang tepat untuk sosialisasi bersama komunitas. Sedangkan sarapan beliau lakukan secara lebih pribadi.
Lalu, apa menu makan siang Rasulullah SAW ketika tidak sedang memiliki urusan luar? Jika ada, beliau memakan roti dengan minyak zaitun atau cuka sebagai pelengkapnya, atau kurma dan air.
Namun, jika tidak ada, beliau tidak makan. Dengan kata lain, Rasulullah SAW sering hanya makan 2x dalam sehari.
“Dari Aisyah berkata; “Biasanya kami membuat nabeez (merendam buah dalam bejana untuk minuman) untuk Rasulullah SAW di pagi hari dalam sebuah bejana, kami tidak menjadikannya khomer dan tidak juga mengendapkannya (hingga tinggal yang keruh dan memabukkan).
“Jika tiba waktu sore, beliau meminumnya ketika makan sore (malam), dan jika masih tersisa kami mengosongkannya atau menumpahkannya, kemudian kami mencuci bejana tersebut lalu kami membuat nabeez di dalamnya dari waktu Isya`.
“Jika telah tiba pagi hari, beliau meminumnya ketika makan pagi, dan jika masih tersisa darinya kami menumpahkannya atau mengkosongkannya.” (HR. Ahmad no. 23.783)
Makan Malam Rasulullah SAW
Jam makan malam Rasulullah SAW adalah sebelum Isya, seperti umumnya masyarakat yang belum memiliki listrik.
Dengan demikian masih ada secercah cahaya merah di ufuk sebelah barat (waktu maghrib). Namun, jika makan malam telah terhidang, maka Rasulullah SAW memerintahkan untuk menyelesaikan makan terlebih dahulu tanpa tergesa-gesa.
“Dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: ‘Apabila makan malam sudah dihidangkan, maka makanlah terlebih dahulu sebelum kalian melaksanakan salat Maghrib. Dan janganlah kalian tergesa-gesa dalam menyelesaikan makan kalian.” (HR. Bukhari no. 632)
Adapun setelah salat isya, beliau akan langsung tidur jika tidak ada keperluan.
Lalu, apa menu makan malam Rasulullah? Sesuai dengan yang ada, bisa roti gandum, kurma, susu, atau air rendaman buah.
Perlukah Meniru Menu dan Jam Makan Rasulullah SAW?
Khusus untuk jam makan beliau, kiranya sangat perlu untuk meneladani karena hal ini bisa berlaku universal. Sedangkan untuk menu, tentu ada beberapa penyesuaian.
Pertama, Rasulullah SAW. seringkali menyantap menu tersebut bukan karena menyengaja, tapi karena memang itulah yang ada. Ini lebih berkaitan dengan kesederhanaan dan kesahajaan beliau.
Kedua, makanan pokok setiap daerah berbeda. Jadi, tak perlu memaksakan mengganti nasi dengan roti gandum atau kurma setiap waktu.
Namun, untuk meneladani beberapa hal tentu masih bisa Anda lakukan, seperti memakan kurma sekali-kali, atau meminum susu.
Salah satu minuman yang juga sering Rasulullah SAW minum adalah susu kambing. Susu ini bernutrisi tinggi, mengenyangkan, dan mengandung banyak manfaat.
Jika Anda ingin meneladani beliau dengan minum susu kambing, Anda dapat mencoba susu Supergoat.
Susu kambing etawa bubuk Supergoat memiliki rasa yang enak dan khasiat yang tinggi untuk menjaga kesehatan. Selain itu, dengan minum susu kambing Supergoat, Anda sekaligus dapat menghidupkan sunnah Rasulullah SAW.
Demikian ulasan mengenai menu dan jam makan Rasulullah SAW. Jika Anda merasa tulisan ini bermanfaat, silakan membagikannya dengan menekan tombol berbagi ke media sosial.