Apakah Anda sering mengalami sesak nafas?
Jika iya, Anda tentu sering merasa tidak nyaman karena kondisi tersebut.
Selain akibat kesulitan bernapas, ketidaknyamanan tersebut juga boleh jadi muncul karena ketidaktahuan Anda terhadap penyebab persisnya.
Tidak sedikit orang yang menduga penyebab utama dari kondisi tersebut adalah akibat penyakit asma.
Padahal, asma bukanlah satu-satunya penyebab kondisi tidak mengenakkan itu.
Sebelum mengetahui apa saja penyebab lainnya, ada baiknya jika Anda mengetahui terlebih dahulu serba-serbi mengenai sesak nafas.
Apa Itu Sesak Nafas?
Sesak nafas adalah kondisi tidak nyaman yang membuat Anda kesulitan memasukkan udara ke dalam paru-paru.
Istilah medisnya dyspnea.
Biasanya, orang yang bersangkutan akan merasakan:
- dada seperti diikat kuat-kuat;
- perasaan seperti nafasnya kurang cepat; dan
- rasa seperti tidak ada udara di sekitar.
Dari sudut yang lain, orang di sekitar mungkin akan melihat penderita seperti ikan yang megap-megap kekurangan air.
Sungguh sangat tidak nyaman.
Umumnya, orang mengasosiasikan sesak nafas dengan asma.
Padahal, ada perbedaan mendasar karena dyspnea adalah gejala dari banyak penyakit lain.
Apa saja penyakit yang menyebabkannya? Dan bagaimana membedakannya?
Penyebab Sesak Nafas
Umumnya ada 6 (P) kategori kemungkinan jika terjadi sesak nafas, yaitu:
- Possible foreign body (sumbatan benda asing);
- Pulmonary bronchial constriction (penyempitan jalan nafas);
- Pulmonary embolism (sumbatan di paru);
- Pneumonia (genangan cairan di paru);
- Pneumothorax (tekanan udara di paru); dan
- Pump value (gangguan pompa kardiovaskuler).
Sementara itu, jika melihat dari penyakit yang mengiringi, sesak nafas dapat disebabkan oleh gangguan-gangguan kesehatan berikut.
1. Sumbatan Jalan Nafas
Penyebab sesak nafas ini paling mudah terlihat.
Karena, yang bersangkutan biasanya akan memegangi tenggorokan sambil membungkuk-bungkuk.
Umumnya, ini terjadi pada anak kecil atau bayi. Tapi, tak jarang, orang dewasa juga bisa mengalaminya.
Sesak nafas akibat sumbatan dapat berakibat fatal. Karena itu penderita harus cepat mendapatkan pertolongan.
Jika Anda menyaksikan kejadiannya, Anda dapat memberikan bantuan dengan manuver Heimlich seperti pada gambar berikut.
2. Asma dan Alergi
Alergi adalah respon imun yang abnormal terhadap hal yang seharusnya tidak menimbulkan respons pada orang normal.
Sedangkan asma adalah salah satu bentuk alergi yang terjadi pada saluran nafas.
Alhasil, respon imun berupa inflamasi (peradangan) muncul yang mengakibatkan di area tersebut terjadi:
- tumor (pembengkakan),
- rubor (kemerahan),
- dolor (rasa nyeri),
- kalor (kenaikan suhu = hangat/panas), dan
- functio laesa (penurunan fungsi organ).
Akibatnya, saluran nafas yang awalnya berfungsi normal menjadi menyempit.
Ciri sesak nafas akibat asma adalah adanya alergen pemicu dan mengi atau bising tinggi seperti suara udara melewati saluran sempit.
Apabila Anda mengidap asma, Anda sebaiknya rutin mengonsumsi obat asma alami, seperti susu kambing, untuk meredakan gejalanya.
3. Gangguan Kecemasan
Sesak nafas juga dapat terjadi sebagai respon psikosomatis akibat tekanan pada pikiran berupa gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan dapat bersifat kronis (berlangsung lama) maupun akut (tiba-tiba).
Umumnya, yang mengakibatkan dyspnea adalah stress akut yang berupa panic attack (serangan panik).
Serangan panik dapat mengaktifkan sistem saraf simpatetik dan mempengaruhi berbagai fungsi tubuh, di antaranya:
- meningkatnya denyut jantung;
- gangguan pernapasan, termasuk sesak nafas;
- sakit perut dari mual hingga diare; dan
- hilangnya libido.
Ciri berikutnya adalah adanya gejala aktivasi sistem saraf simpatetik (saraf waspada) lainnya.
Contohnya seperti:
- gelisah,
- sakit kepala,
- kelelahan ekstrim,
- sensitif (mudah emosi),
dan gejala lain yang telah disebutkan sebelumnya.
Cara mengatasi sesak nafas tipe ini antara lain dengan bernafas dalam-dalam secara berulang-ulang.
Karena, metode ini dapat mengaktifkan saraf parasimpatik (saraf santai) yang memicu respon aman dan tenang.
4. Obesitas
Obesitas kronis dapat menurunkan kemampuan untuk bernafas dan menimbulkan sesak nafas.
Sebabnya karena kegemukan dapat:
- menekan rongga dada, paru-paru, dan otot diafragma;
- mengurangi kekuatan otot-otot pernapasan; dan
- meningkatkan hambatan pulmoner.
Jika Anda melihat orang gemuk mengalami susah nafas tanpa gejala lain mengiringi, maka obesitas itu sendiri yang jadi pemicu.
Cara mengatasinya tidak ada yang lain kecuali mengoreksi kegemukannya dengan diet menurunkan berat badan.
Jika berat badannya normal, gejala sesak nafas akan hilang dengan sendirinya.
5. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
Sesak nafas oleh sebab infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) lebih umum dan relatif lebih ringan daripada asma.
Tapi, penderita biasanya sudah paham bahwa ia sedang mengalami ISPA.
Karena, perjalanan penyakitnya biasanya sudah jelas, mulai dari:
- rhinitis (radang hidung),
- sinusitis (radang sinus),
- pharyngitis (radang faring), dan
- laringitis (radang laring).
6. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
PPOK adalah penyebab sesak nafas yang paling mirip gejalanya dengan asma.
Bukan hanya karena sama-sama merupakan hasil dari reaksi inflamasi, lokasinya pun sama di daerah bronkus.
Karena itu, gejala antara kedua penyebab sesak nafas tersebut bisa sangat mirip.
Meski begitu, tentu tetap ada perbedaan antara keduanya.
Anda bisa memperhatikan perbedaannya sebagai berikut.
Biasanya, lebih mudah untuk membedakannya setelah mencermati perjalanan penyakitnya.
Riwayat penderita asma biasanya ada kontak dengan alergen untuk kambuh. Sedangkan PPOK sering memiliki riwayat merokok atau pernah mengalami infeksi paru sebelumnya.
7. Pneumonia
Orang lebih mengenalnya dengan sebutan paru-paru basah.
Sebenarnya, pneumonia adalah infeksi pada kantong alveolus yang menyebabkan area tersebut terisi cairan sehingga menghalangi pertukaran udara.
Akibatnya, paru-paru kehilangan kemampuan untuk menukar oksigen dan karbon dioksida.
Sehingga, meskipun tidak ada penyempitan atau sumbatan di jalur nafas, tapi dada penderita masih merasa sesak.
Perbedaan utama dari gejala asma dan pneumonia adalah tidak adanya mengi atau bising nafas akibat penyempitan saluran.
Selain itu, riwayat kontak alergi pada asma vs infeksi pada pneumonia juga bisa menjadi pembeda.
Contohnya seperti sesak nafas akibat infeksi virus Corona (Covid-19), TBC, dan sebagainya.
Meski begitu, asma yang berlangsung kronis dalam waktu lama bisa juga memunculkan pneumonia.
Bahkan, kadang ada juga penderita yang mengalami asma dan pneumonia sekaligus.
8. Pneumothorax
Pneumothorax adalah runtuhnya paru akibat bocornya udara ke kantong lapisan luar paru (pleura) sehingga menekan paru-paru dari luar.
Kondisi ini bisa muncul akibat:
- cedera yang menembus ke lapisan paru;
- kerusakan akibat penyakit paru (PPOK, asma, pneumonia) sebelumnya; atau
- kesalahan prosedur operasi.
Gejala utama pneumothorax selain sesak adalah nyeri yang tajam dan parah di bagian dada sebelah paru yang mengecil.
9. Penyakit Jantung
Penyakit jantung bisa menjadi salah satu penyebab penyebab dada terasa sesak lainnya.
Karena jantung yang tidak kuat memompa darah ke seluruh tubuh akan menahan aliran darah.
Akibatnya, darah bisa tertimbun di area hati, perut, kaki, dan paru-paru.
Sesak nafas yang timbul akibat penyakit jantung bisa menjadi tanda fungsi jantung yang semakin memburuk.
10. Anemia
Sel darah merah memegang peranan penting dalam pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Karena itu, kelainan pada sel darah merah bisa menyebabkan sindrom sesak akibat oksigen dari darah tidak bisa mencukupi kebutuhan.
Karena kelainannya ada pada sel darah merah, Anda tidak akan mendapati bising nafas.
Selain itu, gejala tambahan khas kekurangan oksigen seperti:
- lemas,
- pucat,
- tangan dan kaki yang dingin,
dan sebagainya, juga bisa menjadi ciri pembeda dengan asma.
Pertanyaan Seputar Sesak Nafas
Sesak nafas itu seperti apa?
Penderita akan merasakan dada seperti diikat kencang, megap-megap tapi oksigen tetap kurang, dan rasa ingin bernafas cepat-cepat.
Sesak nafas corona seperti apa?
Gejala dapat bervariasi antar subjek. Tapi, tidak ada perbedaan antara dyspnea karena corona atau karena pneumonia infeksi lainnya.
Sering sesak nafas gejala penyakit apa?
JIka Anda mengalami dyspnea tanpa ada alergen, coba cek apakah ada riwayat infeksi virus, bakteri, atau polutan (rokok). Bisa jadi pertanda gejala penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau pneumonia.
Penutup
Setelah membaca pembahasan di atas, kini Anda memahami bahwa terdapat penyakit-penyakit lain yang menyebabkan dada terasa sesak selain asma.
Jika Anda sering mengalami gangguan kesehatan tersebut, tetapi Anda sangsi penyakit mana yang jadi pemicunya, Anda sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Dengan demikian, dokter dapat menetapkan metode pengobatan yang sesuai untuk Anda.
Jika Anda rasa informasi ini bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya.
Atau, kunjungi blog Supergoat Indonesia untuk menemukan informasi menarik lainnya mengenai pola hidup dan jurus sehat Rasulullah.
Baca Juga : Manfaat Susu Kambing Supergoat Untuk Kesehatan