Antara Pria dan Wanita: Mana yang Lebih Rentan Terkena Diabetes?

Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang terus meningkat jumlah penderitanya di seluruh dunia. Gangguan ini tidak hanya mempengaruhi sistem metabolisme tubuh, tetapi juga berdampak besar pada kualitas hidup seseorang. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya, siapa yang lebih berisiko terkena diabetes—pria atau wanita? Apakah ada faktor khusus yang membuat salah satu gender lebih rentan? Mari kita telusuri lebih dalam tentang fenomena ini, sekaligus memahami bagaimana Anda bisa melindungi diri dari risiko penyakit ini.

Baca Juga : 7 Manfaat Supergoat Platinum Stevia

Mengapa Topik Ini Penting?

Dalam beberapa dekade terakhir, angka kasus diabetes terus meningkat, dengan hampir setiap negara di dunia menghadapi krisis kesehatan ini. Menurut data dari Federasi Diabetes Internasional (IDF), jumlah penderita diabetes pada tahun 2021 mencapai lebih dari 537 juta orang dewasa di seluruh dunia, dan angka ini diprediksi akan terus meningkat. Tidak hanya itu, penyakit ini sering kali berhubungan dengan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, kerusakan ginjal, dan amputasi anggota tubuh.

Namun, yang menarik untuk diperhatikan adalah bagaimana prevalensi diabetes ini berbeda pada pria dan wanita. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa prevalensi diabetes tipe 2 cenderung lebih tinggi pada pria, sementara wanita lebih rentan terhadap komplikasi diabetes yang lebih serius. Tetapi apakah ini berarti pria lebih berisiko terkena diabetes dibandingkan wanita, atau adakah faktor lain yang memengaruhi kerentanan ini?

Perbedaan Biologis: Bagaimana Tubuh Pria dan Wanita Merespons Diabetes

Dari sudut pandang biologis, pria dan wanita memiliki perbedaan metabolisme yang mempengaruhi bagaimana tubuh mereka merespons insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berfungsi untuk mengatur kadar gula darah. Pada pria, penelitian menunjukkan bahwa mereka cenderung mengembangkan resistensi insulin lebih awal, terutama karena penyebaran lemak di sekitar perut. Lemak visceral ini dapat menyebabkan peradangan kronis dan mengganggu fungsi insulin.

Baca Juga : Hidup Sehat Bebas Diabetes Bersama Supergoat Platinum!

Sementara itu, wanita cenderung menyimpan lemak di sekitar pinggul dan paha, yang dianggap sebagai jenis lemak yang lebih “aman”. Namun, ketika wanita mencapai menopause, distribusi lemak ini sering berubah, dan mereka mulai mengembangkan lebih banyak lemak di area perut seperti pria. Inilah mengapa risiko diabetes pada wanita meningkat drastis setelah menopause.

Faktor Hormonal: Pengaruh Hormon pada Risiko Diabetes

Hormon memainkan peran penting dalam risiko diabetes pada pria dan wanita. Pada wanita, hormon estrogen memiliki efek perlindungan terhadap resistensi insulin. Namun, seiring bertambahnya usia dan menurunnya kadar estrogen, perlindungan ini berkurang, dan risiko diabetes meningkat. Selain itu, kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon juga dapat meningkatkan risiko diabetes pada wanita, bahkan di usia muda.

Di sisi lain, pria mengalami penurunan kadar testosteron seiring bertambahnya usia, yang dapat memengaruhi metabolisme dan meningkatkan resistensi insulin. Penurunan kadar testosteron juga sering dikaitkan dengan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2.

Faktor Gaya Hidup: Pengaruh Keseharian Terhadap Risiko Diabetes

Selain faktor biologis, gaya hidup juga memainkan peran besar dalam menentukan risiko diabetes pada pria dan wanita. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol berlebihan merupakan faktor risiko yang signifikan.

Baca Juga : Yuk Ubah! 5+ Gaya Hidup Tidak Sehat dan Bahayanya

Penelitian menunjukkan bahwa pria lebih mungkin mengadopsi kebiasaan makan yang buruk, seperti mengonsumsi makanan berlemak dan tinggi gula. Di sisi lain, wanita, meskipun cenderung lebih peduli pada pola makan sehat, sering kali menghadapi tantangan hormon yang membuat mereka lebih sulit mempertahankan berat badan ideal, terutama setelah menopause.

Salah satu faktor gaya hidup yang unik bagi wanita adalah kehamilan. Kondisi diabetes gestasional, yaitu diabetes yang muncul selama kehamilan, dapat meningkatkan risiko wanita untuk mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari. Oleh karena itu, wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional harus lebih waspada terhadap risiko diabetes di masa depan.

Stres dan Risiko Diabetes

Stres juga memengaruhi risiko diabetes, dan ada perbedaan dalam cara pria dan wanita mengelola stres. Penelitian menunjukkan bahwa wanita lebih rentan terhadap stres kronis, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kortisol dalam tubuh. Kortisol adalah hormon stres yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan mengganggu efektivitas insulin. Sementara itu, pria cenderung lebih sering merespons stres dengan perilaku yang merugikan kesehatan, seperti merokok atau minum alkohol, yang pada gilirannya meningkatkan risiko diabetes.

Tips Mencegah Diabetes bagi Pria dan Wanita

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu pria dan wanita dalam mengurangi risiko terkena diabetes:

Baca Juga : 4 Jenis Olahraga yang Efektif Membentuk Otot Wanita
  1. Pertahankan Berat Badan Ideal: Mengontrol berat badan adalah langkah penting dalam mencegah diabetes, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes. Usahakan untuk menjaga indeks massa tubuh (BMI) dalam rentang normal.
  2. Pola Makan Sehat: Baik pria maupun wanita perlu memperhatikan asupan makanan. Kurangi makanan yang tinggi lemak jenuh, gula, dan karbohidrat olahan. Fokus pada konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak.
  3. Olahraga Rutin: Aktivitas fisik membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan menurunkan kadar gula darah. Usahakan untuk berolahraga setidaknya 150 menit per minggu, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang.
  4. Kelola Stres: Belajar mengelola stres adalah kunci untuk mencegah diabetes. Teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau pernapasan dalam dapat membantu menurunkan kadar kortisol.
  5. Monitor Kesehatan Secara Teratur: Bagi pria dan wanita yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti riwayat keluarga dengan diabetes atau obesitas, sangat penting untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin. Ini akan membantu mendeteksi adanya masalah lebih awal.
  6. Perhatikan Kesehatan Jantung: Karena diabetes dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, penting untuk menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol dalam batas normal. Menghindari merokok dan alkohol juga merupakan langkah preventif yang sangat efektif.

Kesimpulan

Jadi, mana yang lebih rentan terkena diabetes—pria atau wanita? Jawabannya tidak sederhana. Meskipun pria memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengembangkan resistensi insulin dan diabetes pada usia yang lebih muda, wanita menghadapi risiko yang meningkat drastis setelah menopause dan berpotensi mengalami komplikasi yang lebih serius. Perbedaan biologis, hormonal, serta gaya hidup memainkan peran yang signifikan dalam risiko diabetes pada masing-masing gender.

Baca Juga : Kopi Bisa Menurunkan Risiko Diabetes, Benarkah?

Namun, satu hal yang pasti: baik pria maupun wanita dapat mengurangi risiko diabetes dengan menjaga gaya hidup sehat, memonitor kesehatan secara berkala, dan membuat pilihan yang bijak dalam hal makanan dan aktivitas fisik. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, Anda dapat melindungi diri dari risiko penyakit ini dan menjalani hidup yang lebih sehat.

Diabetes mungkin tampak menakutkan, tetapi dengan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang memengaruhi risiko Anda, Anda bisa mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melindungi diri dan orang-orang tercinta.

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊