Osteoartritis pada Lansia: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Bayangkan seorang kakek yang dulu gemar bersepeda keliling kampung, kini harus duduk diam karena setiap gerakan lututnya menimbulkan nyeri menusuk. Atau seorang nenek yang dulu cekatan memasak untuk keluarga, kini mulai kesulitan memotong sayuran karena jari-jarinya terasa kaku dan nyeri. Fenomena ini bukan hal asing. Ini adalah gambaran nyata dari osteoartritis—penyakit sendi degeneratif yang sering menghantui mereka yang telah memasuki usia lanjut. Namun, apakah benar ini hanya akibat usia? Ataukah ada hal lain yang bisa kita kendalikan untuk memperlambat bahkan mencegah dampaknya?

Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam apa itu osteoartritis, mengapa lansia menjadi kelompok paling rentan, serta langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi penderitaan akibat penyakit ini. Dengan memahami akar masalahnya, kita tak hanya bisa membantu orang tua kita, tapi juga mempersiapkan diri agar masa tua kita tetap aktif dan nyaman.

Apa Itu Osteoartritis?

Osteoartritis (OA) adalah bentuk paling umum dari arthritis, yang terjadi ketika tulang rawan pelindung di ujung tulang mengalami kerusakan. Tulang rawan ini berfungsi seperti bantalan licin yang memungkinkan pergerakan sendi berjalan mulus. Seiring waktu atau karena berbagai faktor lain, tulang rawan ini menipis bahkan bisa hilang, menyebabkan gesekan antara tulang, peradangan, nyeri, dan keterbatasan gerak.

Osteoartritis dapat menyerang sendi mana saja, namun paling sering muncul pada lutut, pinggul, tangan, dan tulang belakang. Meskipun bisa terjadi pada usia berapa pun, OA paling sering ditemukan pada lansia, terutama mereka yang berusia di atas 60 tahun.

Mengapa Lansia Lebih Rentan terhadap Osteoartritis?

Ada beberapa alasan mengapa osteoartritis menjadi sangat umum di usia lanjut:

  1. Penuaan Sendi Secara Alami
    Seiring bertambahnya usia, tulang rawan mengalami penurunan kemampuan untuk memperbaiki diri. Produksi cairan sinovial (pelumas sendi) juga berkurang, sehingga sendi menjadi lebih kaku dan mudah mengalami gesekan.
  2. Penurunan Massa Otot dan Aktivitas Fisik
    Lansia cenderung mengalami penurunan massa otot (sarkopenia), yang membuat stabilitas sendi berkurang. Otot yang lemah membuat sendi bekerja lebih keras, mempercepat keausan tulang rawan.
  3. Riwayat Cedera Sendi atau Beban Berlebih
    Cedera masa lalu atau beban berlebih akibat pekerjaan fisik berat di masa muda bisa menjadi faktor risiko yang menumpuk seiring waktu. Begitu juga obesitas, yang memberi tekanan ekstra pada sendi-sendi besar seperti lutut dan pinggul.
  4. Faktor Genetik dan Hormonal
    Beberapa orang memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami OA. Selain itu, perubahan hormonal seperti penurunan estrogen setelah menopause juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko osteoartritis pada wanita.

Gejala-Gejala Osteoartritis yang Perlu Diwaspadai

Gejala osteoartritis berkembang secara perlahan dan memburuk dari waktu ke waktu. Beberapa tanda yang sering dikeluhkan antara lain:

  • Nyeri pada sendi, terutama setelah digunakan secara berlebihan
  • Kekakuan sendi, terutama di pagi hari atau setelah lama tidak bergerak
  • Pembengkakan di sekitar sendi
  • Penurunan fleksibilitas dan gerakan
  • Bunyi “krek” saat menggerakkan sendi (crepitus)

Pada tahap lanjut, OA bisa menyebabkan deformitas sendi, membuat aktivitas sehari-hari menjadi sangat sulit.

Cara Mengatasi dan Meringankan Osteoartritis pada Lansia

Meskipun osteoartritis tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, ada banyak cara untuk memperlambat perkembangannya dan mengurangi gejalanya. Berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

1. Aktivitas Fisik Teratur (Namun Tepat)
Olahraga justru penting bagi penderita OA, karena membantu menjaga kekuatan otot dan fleksibilitas sendi. Namun, jenisnya harus disesuaikan. Pilih latihan berdampak rendah seperti:

  • Jalan santai
  • Bersepeda statis
  • Tai Chi
  • Berenang atau olahraga air (aqua aerobik)

Aktivitas ini memperkuat otot tanpa membebani sendi.

2. Menjaga Berat Badan Ideal
Berat badan yang berlebih memberi tekanan ekstra pada sendi lutut dan pinggul. Menurunkan berat badan bahkan hanya 5-10% dari total berat bisa memberikan perbedaan besar terhadap gejala OA.

3. Pola Makan Anti-Peradangan
Konsumsi makanan yang kaya antioksidan dan anti-inflamasi dapat membantu menurunkan peradangan di dalam tubuh. Beberapa makanan yang disarankan:

  • Ikan berlemak (salmon, sarden)
  • Buah-buahan beri (blueberry, strawberry)
  • Sayuran hijau (bayam, brokoli)
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian
  • Minyak zaitun

Hindari makanan olahan, gula berlebih, dan lemak trans yang bisa memicu peradangan.

4. Terapi Fisik dan Rehabilitasi
Fisioterapi bisa membantu lansia dengan OA untuk meningkatkan rentang gerak dan kekuatan otot. Terapis akan memberikan latihan khusus yang disesuaikan dengan kondisi individu.

5. Obat-Obatan dan Suplemen
Dokter biasanya akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk meredakan nyeri dan pembengkakan. Pada beberapa kasus, suntikan kortikosteroid ke dalam sendi juga bisa dilakukan.

Beberapa suplemen seperti glukosamin dan kondroitin juga banyak digunakan, meskipun efeknya bisa berbeda-beda pada tiap orang.

6. Alat Bantu dan Modifikasi Lingkungan
Penggunaan alat bantu seperti tongkat, walker, atau sepatu khusus bisa membantu mengurangi tekanan pada sendi. Selain itu, modifikasi rumah seperti memasang pegangan di kamar mandi atau tangga juga membantu lansia beraktivitas dengan lebih aman.

7. Pendekatan Alternatif dan Holistik
Beberapa penderita OA merasa terbantu dengan terapi alternatif seperti:

  • Akupunktur
  • Pijat ringan
  • Kompres panas dan dingin

Meskipun belum semuanya terbukti secara ilmiah, namun pendekatan ini dapat menjadi pelengkap perawatan medis.

Tips Bermanfaat untuk Mencegah atau Memperlambat Osteoartritis

  • Mulailah olahraga ringan sedini mungkin, jangan tunggu sampai usia lanjut
  • Lakukan pemanasan sebelum aktivitas fisik dan pendinginan setelahnya
  • Konsumsi suplemen vitamin D dan kalsium untuk menjaga kesehatan tulang
  • Hindari duduk terlalu lama, bangun dan bergerak secara berkala
  • Rutin memeriksakan kesehatan sendi, terutama jika ada riwayat OA dalam keluarga

Kesimpulan

Osteoartritis memang kerap menjadi “teman tak diundang” di masa tua, namun bukan berarti tidak bisa dikendalikan. Dengan pemahaman yang tepat, gaya hidup yang aktif, pola makan yang mendukung kesehatan sendi, serta dukungan medis yang sesuai, lansia tetap bisa menjalani hidup dengan nyaman dan produktif. Jangan biarkan rasa nyeri mencuri momen-momen indah bersama keluarga. Karena masa tua yang bahagia bukan hanya tentang usia, tapi juga kualitas hidup yang kita jaga dari sekarang.

Jika Anda atau orang tua Anda mulai mengalami gejala osteoartritis, jangan tunggu hingga parah. Konsultasikan segera dengan tenaga medis dan mulailah perubahan kecil yang berdampak besar bagi kesehatan sendi. Karena hidup sehat bukan hanya milik anak muda—itu hak semua usia.

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊