Berbuka setelah seharian berpuasa adalah momen menyenangkan karena lapar dan dahaga akhirnya hilang. Namun, ternyata ada yang justru mengalami lemas setelah berbuka puasa.
Tak perlu panik jika Anda termasuk satu yang mengalaminya. Faktanya, hal ini seringkali merupakan respon biologis tubuh yang normal.
Akan tetapi, jika Anda merasa terganggu, coba cek apakah 1 di antara 6 hal ini penyebab Anda lemas setelah buka puasa. Sekaligus, temukan pula solusinya di sini.
Baca sampai habis, ya.
Terlalu Banyak Berbuka dengan Yang Manis
Buka puasa dengan minuman atau makanan manis memang menggiurkan. Apalagi setelah seharian kerongkongan kering kerontang. Segelas es buah atau sirup dingin pasti bakal terasa nikmat.
Sayangnya, tidak semua yang awalnya manis akan berakhir dengan manis pula. Khusus untuk makanan, yang manis-manis justru sering menjadi yang perlu diwaspadai.
Faktanya, konsumsi makanan atau minuman dengan gula yang terlalu tinggi saat berbuka dapat memberikan efek lemas pada tubuh.
Hal ini karena saat menerima “banjir” gula, maka tubuh akan melepaskan insulin dalam jumlah yang cukup besar pula untuk memprosesnya. Insulin ini akan terus ada di darah sampai glukosa darah terkendali.
Akan tetapi, ada momen di mana glukosa darah sudah turun di bawah batas normal, sementara insulin baru mulai berkurang perlahan-lahan. Para ahli menyebut momen ini sebagai hipoglikemia reaktif.
Momen saat glukosa darah di bawah normal ini membuat tubuh merasa tiba-tiba lemas dan tidak bertenaga.
Lalu, bagaimana solusinya?
Jelas, sebisa mungkin hindari terlalu banyak mengonsumsi yang manis-manis. Untuk mengawali berbuka memang tak apa. Tapi, kalau Anda tambah dengan kue basah, es krim, coklat, dan lain-lain, maka efeknya bisa tidak baik.
Atau, Anda bisa berbuka dengan susu Supergoat yang menggunakan gula aren. Gula aren memiliki indeks glikemik yang rendah serta mengandung serat inulin yang berguna untuk mengatur kadar gula darah.
Insulin Tinggi + Triptofan = Auto Lemas dan Ngantuk
Kondisi selanjutnya yang dapat mengakibatkan Anda auto lemas dan ngantuk setelah berbuka puasa adalah tambahan asupan triptofan.
Triptofan adalah salah satu asam amino pembentuk protein. Di dalam tubuh, sekitar 94%-nya berada di saluran pencernaan.
Namun, jika kandungan insulin dalam darah tinggi, triptofan ini bisa menembus masuk ke jaringan otak. Di otak, asam amino ini akan merangsang pelepasan serotonin (hormon santai/damai) dan melatonin (hormon tidur).
Hasilnya, tak butuh waktu lama bagi Anda untuk merasa lemas dan mengantuk. Dengan kata lain, asupan gula tinggi + asam amino triptofan akan langsung membuat Anda auto ingin rebahan.
Lalu, makanan apa saja yang memiliki kandungan tinggi triptofan?
Jenis makanan | Kandungan triptofan (per 100 gram) |
Kedelai | 535 mg |
Daging ayam tanpa kulit | 476 mg |
Keju cheddar | 364 mg |
Ikan salmon | 290 mg |
Kacang tanah | 260 mg |
Jadi, sebisa mungkin hindari menu buka puasa yang mengombinasikan makanan dengan kandungan gula tinggi dengan triptofan tinggi.
Berbuka Berlebihan (Kekenyangan = Lemas)
Hal ini mungkin sudah menjadi rahasia umum, bahwa kekenyangan = lemas.
Perut yang terlalu kenyang mengaktifkan respon sistem saraf otonom parasimpatik yang mendorong tubuh masuk ke kondisi santai.
Apa saja efek dari kondisi santai tubuh tersebut?
Efeknya berbeda-beda sesuai organ. Pada jantung dapat terjadi penurunan denyut jantung. Sedangkan pada aliran darah, tubuh akan menghambat aliran ke otot-otot dan meningkatkan darah yang mengalir ke saluran pencernaan.
Hasilnya, Anda merasa tubuh lebih lemas setelah berbuka puasa yang terlalu kenyang. Sementara saluran cerna Anda bekerja lebih optimal.
Solusinya, sebisa mungkin untuk buka puasa secukupnya saja. Yang paling baik adalah sesuai yang Rasulullah SAW. anjurkan, yaitu dengan prinsip sepertiga.
Sakit Fisiologis maupun Psikologis
Beberapa penyakit dapat membuat Anda merasa lemas setelah berbuka puasa. Meskipun, efek ini mungkin tetap bekerja kapanpun tanpa kenal waktu.
Penyakit fisiologis yang dapat membuat tubuh merasa lelah antara lain:
- Diabetes,
- Alergi makanan,
- Sleep apnea (gangguan tidur berupa henti napas saat tidur),
- Hipotiroidisme,
- Anemia, dan
- Penyakit seliak (autoimun).
Sedangkan gangguan psikologis yang dapat menyebabkan tubuh merasa lemas adalah depresi.
Melalui mekanisme yang berbeda-beda, gangguan kesehatan tersebut memberikan gejala yang serupa, yaitu kelelahan yang kronis. Jika ini masalahnya, Anda perlu bantuan tenaga kesehatan profesional untuk diagnosa dan terapinya.
Gorengan Sumber Banyak Masalah (lemas setelah berbuka puasa)
Menu ini sangat terkenal akan tidak sehatnya. Tapi, asin dan gurihnya membuat orang sulit untuk menolak, bahkan saat buka puasa.
Jika Anda termasuk yang biasa berbuka dengan gorengan, maka lebih baik Anda mulai berpikir ulang. Ini karena gorengan mengandung banyak asam lemak rantai panjang dan jenuh trans.
Asam lemak jenis ini memiliki ukuran molekul yang besar sehingga mendorong sistem pencernaan bekerja ekstra. Selain itu, ia juga dapat menginduksi pelepasan kolesistokinin.
Para ahli menduga kolesistokinin ini dapat menyebabkan rasa capek dan lemas dengan cara berinteraksi langsung dengan hipotalamus. Kolesistokinin menghambat noradrenaline di hipotalamus dan menimbulkan efek kantuk dan lelah.
Maka dari itu, kurangi gorengan, apalagi dalam jumlah yang lumayan. Sebagai gantinya, Anda dapat berbuka dengan susu Supergoat yang lebih banyak mengandung asam lemak rantai pendek dan sedang.
Tipe asam lemak ini mudah diserap tanpa membuat saluran cerna bekerja terlalu keras.
Kondisi Tubuh dan Darah Asam
Normalnya, pH (kandungan ion H+ dalam darah) ada pada angka 7,2 – 7,4 alias agak alkali. Kondisi ini ideal untuk reaksi metabolisme. Jika ada perubahan pada pH, efeknya bisa mengganggu metabolisme tubuh dan mengurangi kesehatan.
Lalu, apa yang dapat merubah pH?
Macam-macam. Bisa karena penyakit (asidosis metabolik), aktifitas fisik (menghasilkan asam laktat), atau pengaruh makanan.
Beberapa makanan yang termasuk golongan asam bisa menurunkan pH darah. Golongan asam di sini bukan berarti rasanya asam, tapi proses pencernaannya melepaskan ion H+ dalam darah.
Maka dari itu, solusi hal ini adalah mempertahankan pH tubuh agar tetap normal. Jika Anda tidak sedang sakit ataupun melakukan aktifitas fisik berat, maka kuncinya ada pada asupan makan yang selektif.
Hindari makanan atau minuman asam (acidic) dan lebih banyak konsumsi makanan atau minuman alkali (alkaline foods).
Contoh alkaline foods adalah susu kambing etawa Supergoat.
Susu Supergoat memiliki pH setara dengan tubuh. Selain itu, susu kambing etawa ini juga memiliki kapasitas buffer (kemampuan menjaga kestabilan pH darah) yang tinggi.
Dengan kata lain, susu Supergoat bisa mengurangi efek keasaman dari makanan lain dan mempertahankan pH darah tetap normal.
Demikian 6 penyebab yang membuat Anda lemas setelah berbuka puasa. Dari penjelasan tersebut, 5 di antaranya dapat Anda hindari dengan mengonsumsi susu kambing bubuk Supergoat saat berbuka puasa.
Jadi, yuk berbuka puasa dengan Supergoat. Manfaatnya banyak sekali.
Dan jangan lupa, jika Anda merasa bahwa artikel ini bermanfaat dan membantu, silakan bagikan ke media sosial Anda. Barangkali ada orang lain yang membutuhkan solusi dari artikel ini.
Baca Juga : 7 Sunnah Saat Berbuka Puasa Sesuai Hadis dan Hikmahnya