Bebas Stres, Ini 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental secara Islami

Menjaga kesehatan mental merupakan salah satu hal yang, sayangnya, belum menerima perhatian khalayak luas.

Padahal, Riskesdas 2018 melaporkan bahwa setiap 6 dari 100 orang di Indonesia mengalami depresi.

Lebih lagi, hampir 91%-nya tidak mendapatkan pengobatan atau bantuan medis profesional.

Alasannya?

Karena masih cukup banyak stigma dan kesan negatif soal penderita gangguan mental.

Maka dari itu, membahas cara menjaga kesehatan mental merupakan sebuah tantangan tersendiri.

Menurut WHO sendiri, kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang mampu:

  1. menyadari kemampuan diri sendiri;
  2. menangani tekanan hidup yang normal;
  3. bekerja secara produktif; dan
  4. berkontribusi kepada komunitasnya.

Lalu, bagaimana Islam memandang kesehatan mental? Juga, bagamana cara menjaga kesehatan mental dalam Islam?

Menurut Islam, sehat secara mental adalah kondisi dimana seseorang mampu memahami dan bersikap yang benar kepada:                                     

  1. diri sendiri,
  2. orang lain,
  3. lingkungan, dan
  4. Allah SWT.

Dengan kata lain, menjaga kesehatan mental atau kesehatan jiwa dalam Islam berarti berupaya menyesuaikan pikiran dan hati agar dapat bersikap benar.

Lalu, bagaimana cara menjaga kesehatan mental menurut Islam?

Berikut adalah 7 cara menjaga kesehatan mental secara Islami.

1. Makan yang Halalan Thayyiban (Halal dan Baik)

Kepercayaan lain mungkin tidak seketat Islam soal makanan.

Tapi, dalam Islam, halal-haram dan thayyib (baik) atau tidaknya makanan sangat penting.

Oleh karena itu, umat muslim meyakini halal-haramnya makanan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik. Namun, hal tersebut juga akan memengaruhi pikiran dan tabiat seseorang. Bahkan, bukan mustahil jika hal tersebut juga memengaruhi kehidupan akhiratnya.

Karena itu, hanya golongan dalam diagram 1 yang merupakan makanan dan minuman yang berguna untuk menjaga kesehatan mental dalam Islam.

Singkatnya, kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang haram dan merusak bisa memengaruhi kesehatan mental.

2. Olahraga dan Menjaga Kebugaran

Seperti pepatah latin men sana in corpore sano, Islam juga mengenal konsep “al ‘aqlus saliim fil jismis saliim”.

Atau, dapat juga diartikan “akal yang sehat ada pada jiwa yang sehat”.

Karena itu, untuk membentuk pribadi yang paripurna (insan kamil), kebutuhan akan fisik dan pikiran yang sehat adalah mutlak. Atau, istilahnya basthotan fil ‘ilmi wal jismi (unggul dalam mental dan fisik).

Sementara itu, ilmu kedokteran sendiri juga mengenal kedua istilah berikut:

  1. psikosomatis = faktor psikis yang memberikan gejala fisik; dan
  2. depresi = kondisi fisik yang memberikan pengaruh mental.

Yang berarti, baik fisik maupun mental tidak bisa dipisahkan.

Karena itu, di dalam Islam, baik fisik, mental, sosial, maupun spiritual perlu berjalan beriringan dan saling menguatkan.

Alhasil, cara terbaik menjaga kebugaran tentu dengan berolahraga dan melakukan aktivitas fisik.

Lebih-lebih lagi di masa-masa seperti sekarang, saat kerja dari rumah (work from home) yang aktivitasnya lebih terbatas.

Di samping itu, menerapkan “me time” dengan teknik Pomodoro dapat membantu menghindarkan Anda dari masalah kesehatan saat WFH serta menjaga kesehatan mental saat WFH.

Atau, Anda dapat menggunakan ritme Ultradian dan mengisinya dengan latihan fisik ringan.

3. Menjauh dari Penyakit Hati dapat menjaga kesehatan mental

Seperti namanya, penyakit ini adanya di hati (qalb). Jadi, seringkali orang lain, atau bahkan diri sendiri, tidak menyadarinya.

Faktanya, penyakit hati sangat berbahaya, karena dapat bertambah-tambah dan semakin parah.

Lalu, apa saja penyakit hati menurut Islam dan bagaimana menanggulanginya?

Efek sembilan penyakit hati tersebut pada kesehatan mental sangat besar.

Sebagai contoh, sebuah penelitian melibatkan 18.000 responden secara acak pada 2005, 2009, dan 2013 tentang rasa envy atau rasa iri.

Hasilnya, rasa dengki memiliki kaitan erat dengan depresi.

Jadi, bisa dikatakan bahwa menjaga kesehatan mental sama dengan menjaga kesucian hati.

Karena itu, menyadari bahwa diri sedang mengalami serangan penyakit hati adalah langkah awal menanggulangi hal ini.

4. Membiasakan Akhlak Karimah (Kebiasaan Baik)

Hati ibarat bejana yang tidak bisa kosong. Alhasil, jika tidak diisi dengan hal baik, maka otomatis hal buruk yang akan mengisinya.

Karena itu, membiasakan akhlak atau perangai yang baik akan berefek baik pada kesehatan mental.

Lantas, apa contoh akhlak karimah yang berguna untuk menjaga kesehatan mental?

Berikut tujuh contohnya.

Sebenarnya, tips menjaga kesehatan menurut Islam nomor 3 dan 4 ini saling berkaitan.

Karena itu, menjalankan keduanya secara beriringan adalah langkah yang benar.

Di samping itu, menerapkan kebiasaan baik dan pikiran positif akan sangat membantu menjaga kesehatan mental di masa pandemi.

Terlebih lagi, mengingat saat pandemi, orang lebih mudah jatuh sakit dan berisiko stres jika sakit terlalu lama.

5. Menghindari Perbuatan Dosa/Maksiat

Tidak ada yang tidak sepakat bahwa berbuat dosa dapat menimbulkan kegelisahan.

Namun, beda pendapatnya mungkin ada di definisi dan tingkatan maksiatnya.

Karena, dalam pandangan sufi, tingkatan maksiat bisa berbeda, tergantung tingkat keimanan seseorang.

  1. Pertama, tingkat iman terendah. Yaitu melakukan perbuatan yang Allah larang secara jelas, seperti zina, mencuri, dan sebagainya.
  2. Kedua, tingkat iman sedang. Yaitu menyia-nyiakan waktu melakukan perbuatan yang tidak disuruh ataupun dilarang (mubah) yang tidak ada manfaat.
  3. Terakhir, tingkat iman tertinggi. Yaitu tidak membiarkan waktu berlalu tanpa dzikir kepada Allah meski hanya dalam hati.

Menariknya, berbagai hasil penelitian menunjukkan rasa bersalah atau malu akibat dosa dapat memicu gangguan kesehatan mental.

Contohnya, seperti:

  1. depresi,
  2. rendah diri, dan
  3. self harm (perbuatan menyakiti diri sendiri).

Karena itu, sejak awal berupaya menghindari perbuatan dosa adalah lebih bagus untuk kesehatan mental.

6. Dzikir, Wirid, dan Membaca Al-Qur’an

Hal ini berpijak dari firman Allah SWT di surat Ar-Ra’d ayat 28, yang bunyinya:

Nah, dzikrullah memiliki efek seperti itu.

Untuk mengingat Allah, Anda tidak harus melakukan wirid (melakukan dzikir berulang-ulang).

Jadi, terdapat perbedaan yang jelas di sini. Meskipun, wirid akan lebih menimbulkan efek yang signifikan.

Kesimpulannya, dzikir lebih mudah, karena Anda dapat membiasakan untuk menyebut nama Allah setiap kesempatan tertentu.

Seperti:

  1. Basmalah = saat memulai segala sesuatu
  2. Hamdalah = saat menyelesaikan sesuatu atau menerima nikmat
  3. Subhanallah = saat melihat atau mendengar hal yang tak disuka
  4. Masya Allah = saat melihat atau mendengar hal yang menakjubkan
  5. Allahu Akbar = saat melihat hal yang menunjukkan kebesaran Allah
  6. Astaghfirullah = saat sadar telah melakukan kesalahan

Dengan cara ini, Anda akan semakin sering mengingat Allah tanpa perlu menunggu waktu khusus.

Terapi kesehatan mental dalam Islam juga sering melibatkan dzikir dari kalimat thayyibah atau ruqyah dari ayat Al-Qur’an.

Karena itu, membaca Al-Qur’an juga memberikan efek menenangkan jiwa yang bagus untuk kesehatan mental.

7. Shalat dengan Khusyuk dapat menjaga kesehatan mental

Shalat dengan khusyuk adalah bentuk meditasi dalam Islam.

Sejatinya, meditasi adalah berimajinasi dan berkonsentrasi secara penuh pada suatu hal selama waktu tertentu.

Sebagai contoh, meditasi konvensional mengarahkan imajinasi dan konsentrasi pikiran pada aliran nafas dan visualisasi energi tubuh.

Apa bedanya dengan meditasi Islam?

Meditasi menurut Islam mengarahkan fokus imajinasi dan konsentrasi pada zat yang Maha Tinggi, Allah SWT.

Dan, cara meditasi dalam Islam sendiri dilakukan dalam keadaan shalat. Namanya: khusyuk.

Berdasarkan penelitian atas pasien rawat inap Rumah Sakit Kendal, kekhusyukan shalat memberikan efek positif pada ketenangan jiwa keluarga pasien.

Memang, kaitannya dengan kecepatan penyembuhan masih perlu penelitian lagi. Namun, shalat secara khusyuk jelas mampu membantu menjaga kesehatan mental.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Menjaga Kesehatan Mental

Apa itu kesehatan mental menurut WHO?

Menurut WHO, kesehatan mental ialah keadaan di mana seseorang mampu untuk menyadari kemampuan diri sendiri, menangani tekanan hidup yang normal, bekerja secara produktif, dan berkontribusi kepada komunitasnya.

Faktor apa saja yang memengaruhi kesehatan mental?

Kesehatan fisik (biologis), emosional (trauma, pelecehan, dsb), sosial (hubungan dengan orang lain), dan spiritual (hubungan dengan Tuhan) dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang.

Bagaimana cara menghilangkan stres menurut Islam?

Makan yang halal, olahraga teratur, hindari penyakit hati dan perbuatan maksiat serta baca al-Qur’an, dzikir, dan sholat dengan khusyuk adalah cara-cara menghilangkan stres menurut Islam.

Penutup

Islam memandang manusia sebagai sebuah kesatuan antara jasad dan ruh.

Karena itu, kedua hal tersebut harus sinergi secara harmoni agar dapat berfungsi optimal.

Alhasil, menjaga kesehatan mental dalam Islam tidak hanya soal pikiran. Akan tetapi, hal tersebut juga mencakup soal makanan, kebiasaan, hingga aktivitas ibadah spiritual.

Terakhir, sumber ketenangan sejati adalah Allah SWT. Karena itu, semua metode menjaga kesehatan mental haruslah merujuk kepada-Nya.

Jika Anda merasa artikel ini bisa membantu untuk menjaga kesehatan mental, jangan ragu untuk membagikannya.

Di samping itu, Anda juga bisa mendapatkan informasi edukatif lainnya mengenai gaya hidup sehat ala Islam di blog Supergoat Indonesia.

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊