Menjaga emosi agar selalu stabil setiap hari sangatlah penting. Semata-mata, agar Anda terhindar dari berbagai masalah kesehatan akibat stress dan banyak pikiran.
Para ahli kesehatan sepakat, bahwa stress bisa memicu banyak penyakit. Apalagi, jika sifatnya sudah berkepanjangan. Mulai dari penyakit ringan hingga kronis.
Anda tak mau kan mengalami hal tersebut? Berikut ini beberapa akibat stress pada wanita maupun pria!
1. Sakit Kepala
Sakit kepala itu ada dua jenis;
- Sebagai akibat penyakit tertentu;
- Sebagai akibat stress.
Jika penyebabnya adalah stres, biasanya ditandai dengan rasa sakit pada bagian atas, samping, atau di depan kepala. Nyerinya memiliki intensitas yang ringan atau sedang. Imbasnya, Anda jadi sulit istirahat dan tidur.
Dalam level ringan, Anda tak perlu datang ke dokter. Namun jika berkepanjangan, sebaiknya konsultasikan. Jangan-jangan, sakit kepala Anda merupakan akibat faktor penyebab stress lain yang lebih berbahaya.
2. Depresi
Sebagian orang menyamakan stress dan depresi. Padahal, keduanya merujuk pada fakta yang berbeda.
Depresi merupakan penyakit mental yang gejalanya lebih buruk dari stress. Misalnya, jika saat stress Anda masih akan memiliki motivasi untuk berjuang dalam hidup, maka mental orang depresi menganggap hidupnya tak punya harapan.
Tanda akibat stress berkepanjangan serta banyak pikiran ini antara lain:
- Sulit konsentrasi dan mengingat-ingat
- Sulit dalam menjalani kegiatan harian
- Memiliki pikiran mengakhiri hidup (bunuh diri)
- Selalu berpikir negatif
- Kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang sebelumnya disenangi.
Sebagaimanakami kutip dari Webmd, depresi berhubungan dengan stress yang sudah kronis, alias berkepanjangan. Jadi, jika Anda tak ingin sampai pada level depresi, tanggulangilah stress ketika masih dalam level ringan.
3. Jerawat
Salah satu tanda stress pada wanita dan akibat stress pada remaja adalah munculnya jerawat. Memang, sebagian ahli berbeda pendapat soal ini. Namun, ada beberapa penelitian yang cukup membuktikan korelasi antara stress dan jerawat.
Dalam sebuah studi dengan objek mahasiswa kedokteran di Arab Saudi, terbukti bahwa meningkatnya level stress turut meningkatkan keparahan jerawat.
Secara medis, stress membuat tubuh Anda memproduksi lebih banyak hormon kortisol yang mendorong produksi hormon lain bernama CRH (corticotropin-releasing hormone).
Nah, CRH ini dianggap merangsang pelepasan minyak dari kelenjar sebaceous yang menciptakan terjadinya produksi minyak berlebih (sebum). Sebagaimana diketahui, ini menjadi salah satu faktor penyebab jerawat.
4. Penuaan Wajah dan Kulit
Harapan Anda memiliki wajah yang tampak awet muda akan gagal jika Anda terjerat stress berkepanjangan.
Ada berbagai penelitian yang membuktikan bahwa terlalu banyak pikiran bisa membuat tubuh Anda lebih tua dalam bentuk berikut:
- Kelopak mata bengkak; salah satu gejala stress membuat Anda kurang tidur, efeknya adalah ini.
- Kulit kering; membuat stratum korneum Anda tak berfungsi dengan baik, sehingga kulit mudah kering dan gatal.
- Kerutan; stress memicu perubahan protein di kulit serta mengurangi elastisitas, efeknya terjadi kerutan.
- Ruam; stress juga berpotensi mengganggu sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini memicu kondisi ketidakseimbangan bakteri di usus dan kulit (dysbiosis). Secara medis, kondisi ini bisa memicu kemerahan pada kulit atau sering disebut ruam.
Hal-hal tersebut, jelas akan membuat Anda tampak lebih tua bukan? Jika tak mau mengalaminya, hindari stress sekarang juga.
5. Masalah Rambut
Penelitian terbaru pada 2020, stress juga ternyata berimplikasi pada problem di rambut Anda. Ini menjadi akibat stress yang perlu Anda hindari, terutama pria.
Setidaknya, problem rambut ini terjadi dalam dua hal;
- Beruban lebih cepat; hal ini karena stress memicu aktivitas saraf simpatik yang menyebabkan sel-sel induk yang menciptakan melanosit hilang. Ketika sel ini hilang, sel barunya jadi kehilangan warna dan akhirnya ketika tumbuh berwarna abu.
- Rontok lebih banyak; secara medis, ini akibat siklus pertumbuhan rambut yang terganggu dan memicu kondisi telogen effluvium, kondisi inilah yang membuat rambut rontok lebih banyak.
Meskipun Anda sehari-hari mengenakan kerudung, persoalan ini sebaiknya tetap jadi perhatian. Apalagi, jika Anda sudah bersuami dan ingin selalu tampil cantik di hadapannya.
6. Obesitas
Alih-alih membuat tubuh lemah dan jadi kurus, stress bisa berpotensi sebaliknya, yakni membuat tubuh Anda gemuk. Hal ini mungkin mendera Anda jika stress yang dialami sudah pada level stress kronis.
Umumnya, para peneliti mengungkap bahwa peningkatan pelepasan hormon kortisol saat stress kronis memicu munculnya kecenderungan dan kebiasaan buruk pemicu obesitas, antara lain;
- Pada orang dengan stress berkepanjangan jadi lebih sering mengkonsumsi camilan.
- Pengidap stress umumnya memiliki kecenderungan untuk makan makanan dengan kadar lemak dan gula tinggi.
- Penderita stress cenderung lebih malas beraktivitas fisik seperti olahraga.
Hal-hal di atas, jika Anda lakukan dalam waktu yang panjang, tentu sangat logis akan memicu berat badan meningkat tak terkendali. Benar, kan?
7. Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Penyakit jantung adalah momok menakutkan bagi banyak orang. Mengerikannya, stress juga ternyata berpotensi menjadi pemicunya.
Setidaknya, ada 3 alasan untuk menunjukan hal ini;
- Peningkatan pelepasan hormon kortisol yang memicu jantung kinerjanya cenderung lebih cepat dan menimbulkan gejala yang mirip dengan penyakit jantung. Misalnya; meningkatnya tekanan darah, menyempitnya pembuluh darah, serta nafas yang lebih cepat.
- Stress menciptakan kegiatan abnormal dalam otak Anda terutama bagian amygdala (bagian yang mengontrol stress). Selain jantung, risiko stroke juga ada karena kondisi ini.
- Pola hidup dan pola makan pada pengidap stress biasanya jadi buruk. Ini juga dapat menjadi salah satu pemicunya.
Datangnya serangan jantung yang kadang tiba-tiba, mestinya membuat Anda waspada. Langkah preventif sejak hari ini sangat Anda perlukan untuk menghindarinya.
8. Memperburuk Diabetes dan Alzheimer
Akibat stress serta banyak pikiran selanjutnya, berbahaya bagi Anda yang saat ini sudah mengidap penyakit diabetes serta alzheimer. Bagi penderita keduanya, stress bisa memperparah kesehatan Anda.
Bagi pengidap diabetes, stress mampu memperburuk Anda dengan dua cara:
- Memicu perilaku buruk dan makan/minum secara berlebihan.
- Meningkatkan kadar glukosa bagi penderita diabetes tipe 2.
Sedangkan bagi pengidap alzheimer, stress mempercepat terbentuknya lesi otak (kerusakan otak). Sebaliknya, mengurangi stress berpotensi mampu membantu meringankan alzheimer.
9. Meningkatkan Risiko Kematian
Memang, ajal itu di tangan Tuhan. Namun, sebagai manusia, kita wajib berikhtiar menghindari risiko kematian.
Sebuah penelitian sudah teruji kepada pengasuh lansia (yang memiliki kecenderungan stress tinggi) dan non pengasuh. Hasilnya, para pengasuh lansia punya potensi kematian 63% lebih tinggi ketimbang yang bukan pengasuh.
Rekomendasi
Ketika Anda sudah tahu bahayanya, maka Anda perlu melakukan berbagai langkah pencegahan dan penanganan agar stress tidak berkepanjangan. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
- Sediakan waktu untuk melakukan hal menyenangkan (bikin rilex);
- Bicarakanlah masalah kepada orang terdekat, jangan simpan beban sendiri;
- Banyak-banyak beribadah;
- Hindari berbagai gaya hidup tidak sehat;
- Konsumsi makanan dan minuman pereda stress, seperti susu kambing Supergoat.
Dengan melakukan hal-hal di atas, Insya Allah Anda akan dijauhkan dari berbagai akibat stress dan banyak pikiran yang merusak kesehatan. Semangat hidup sehat, ya!