Setelah seharian beraktivitas tubuh membutuhkan waktu untuk beristirahat demi memulihkan tenaganya dengan cara tidur. Namun sebagai mukmin umat Nabi Muhammad SAW, aktivitas tidur kita bisa bernilai ibadah yang berpahala. Untuk itu kita perlu mencermati kebiasaan Rasulullah sebelum tidur dan berusaha meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
Mengenal Kebiasaan Nabi Muhammad Sebelum Tidur
Anda bisa melakukan beberapa amalan sederhana menjelang tidur namun memberikan hikmah yang luar biasa. Ini antara lain meningkatkan kesehatan fisik dan psikis, membuat istirahat lebih berkualitas, dan yang terpenting meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
Berwudhu sebelum tidur
Rasulullah SAW bersabda: “Jika kamu mendatangai tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hikmah:
Menurut Ustaz Adi Hidayat, Lc., M.A, sunnah berwudhu bahkan tidak hanya terbatas saat hendak tidur tetapi juga dalam berbagai kesempatan. Ini karena Allah SWT mencintai umat-Nya yang selalu berupaya menjaga kebersihan raga, sekaligus kesucian kalbunya.
Sunnah tersebut bersumber dari sabda Nabi SAW, yaitu siapa yang melakukan wudhu dengan benar maka akan berguguran dosa-dosanya melalui anggota wudhu tersebut. Jadi alangkah baiknya jika kita membiasakan untuk mensucikan diri dengan berwudhu menjelang tidur.
Meniup kedua telapak tangan kemudian membaca 3 surat Qul (Al Ikhlash, Al Falaq, dan An Naas)
Mengenai kebiasaan nabi sebelum tidur ini ‘Aisyah istri tercinta Rasulullah SAW, mengatakan: “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan ’Qul huwallahu ahad’ (surat Al Ikhlash), ’Qul a’udzu birobbil falaq’ (surat Al Falaq) dan ’Qul a’udzu birobbin naas’ (surat An Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)
Hikmah:
Dengan amalan ini Anda akan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT dari gangguan yang mengandung unsur syetan atau jin. Ini bisa berarti sihir atau guna-guna, atau mungkin perbuatan buruk seseorang yang tak menyukai Anda, contohnya fitnah yang tersebar bersumber dari kedengkian.
Membaca ketiga surat tersebut juga merupakan perwujudan sikap tawakal kepada-Nya, sekaligus menghadirkan tauhid (keimanan) sekali pun saat kita terlelap. Selain itu 3 surat Qul ini akan memberikan kedamaian serta membebaskan kita dari rasa gelisah penyebab kesulitan tidur.
Membaca Ayat Kursi
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pernah mengisahkan suatu peristiwa yang berkaitan dengan kebiasaan Rasulullah SAW sebelum tidur:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR. Bukhari)
Hikmah:
Ayat ke 255 dari surah Al Baqarah ini berfungsi untuk melindungi kita dari gangguan yang datang dari berbagai arah saat terlelap. Tidak hanya itu, ayat Kursi juga merupakan doa permohonan syafaat kepada Allah SWT yang akan melindungi kita di akhirat kelak.
Ayat Al Kursi merupakan amalan doa pendek yang dapat menggantikan 3 surat di atas. Jadi kondisi yang sudah sangat mengantuk dan tidak sanggup membaca 3 surat Qul, Anda bisa membaca ayat Kursi saja.
Membaca Dua ayat terakhir Al-Baqarah
Selanjutnya kebiasaan Nabi Muhammad sebelum tidur adalah membaca dua ayat terakhir Al-Baqarah.
āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr (Q.S Al Baqarah Ayat 285)
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”
lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn (Q.S Al Baqarah Ayat 286)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.”
Hikmah:
Pikiran yang penuh dengan berbagai masalah menyebabkan sulit tidur nyenyak. Inilah sebabnya Rasulullah mengajarkan untuk membaca dua ayat terakhir dari Surat Al Baqarah. Di dalamnya terdapat jaminan bahwa Dia tidak akan memberikan beban kepada umat-Nya melainkan sesuai dengan kemampuannya.
Dengan begitu hati akan terasa ringan dan semakin optimis untuk menghadapi hari esok.
Beristighfar atau membaca doa sayyidul istighfar
Kebiasaan apa yang dilakukan Nabi Muhammad sebelum tidur ternyata adalah beristighfar memohon ampunan Allah SWT. Padahal, seperti yang kita ketahui beliau bersifat maksum atau terpelihara dari perbuatan dosa atau maksiat. Para sahabat meriwayatkan bahwa Nabi memohon ampun kepada Allah sampai 100 kali sehari.
Menjelang tidur kita dapat berdzikir dengan istighfar seperti biasa, namun yang lebih utama adalah membaca doa sayyidul istighfar:
Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.
“Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau,” (HR. Bukhari)
Hikmah:
Rasulullah SAW bersabda, jika seseorang membaca sayyidul istighfar dengan kesungguhan mendalam dan yang bersangkutan wafat dalam tidurnya, maka ia akan masuk surga.
Membaca doa sebelum tidur
Membaca doa juga menjadi kebiasaan nabi Muhammad SAW sebelum tidur. Sahabat Hudzaifah:
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari)
Hikmah:
Doa tersebut kita baca pada kondisi batin yang tenang dan damai serta bersiap untuk tidur yang lelap. Dengan begitu tidur kita jadi semakin nyenyak dan berkualitas sehingga dapat terjaga dalam keadaan segar serta siap kembali beraktivitas.
Kesimpulan
Sebagai umat Islam bahkan aktivitas tidur pun bisa berpahala karena mengandung nilai ibadah. Caranya adalah dengan mengamalkan sunnah kebiasaan Rasulullah sebelum tidur yang ternyata memiliki hikmah begitu besar. Lebih dari sekedar membawa manfaat bagi kesehatan jiwa dan raga, amalan menjelang tidur tersebut bisa menjadi syafaat penyelamat di kehidupan selanjutnya.
Untuk Anda yang sering mengalami insomnia atau kesulitan tidur, Anda bisa berikhtiar dengan mengkonsumsi Supergoat, susu kambing etawa bubuk dengan gula aren. Minum susu hangat menjelang tidur akan membuat tubuh lebih rileks sehingga tidur lebih nyenyak.
Semoga bermanfaat.