Apakah benar puasa setiap hari bisa menurunkan berat badan?
Memasuki bulan Ramadan, tak sedikit yang meniatkan puasa untuk diet. Secara logika memang iya, kurang makan dapat membuat berat badan turun. Namun, apakah ini fakta atau sekadar mitos?
Keraguan ini muncul karena pada banyak kasus, berat badan setelah puasa justru naik lebih dari pada sebelum puasa. Selain itu, ada juga kasus di mana berat badan justru bertambah saat puasa.
Lalu, bagaimana sebenarnya proses di tubuh berjalan? Dan bagaimana agar berat badan dapat turun secara awet dengan puasa?
Penyebab Berat Badan Turun Selama Puasa
Penggunaan energi tubuh seseorang mengikuti urutan berikut:
- glukosa darah,
- glikogen (glukosa hati), dan
- lemak dan protein
Saat puasa, orang akan mengurangi asupan kalori per harinya. Artinya, kebutuhan energi harian yang biasanya Anda dapat dari glukosa dan karbohidrat menjadi tidak cukup. Mau tidak mau, Anda harus menggunakan cadangan glikogen (glukosa hati) yang selama ini tersimpan.
Setelah beberapa hari, glikogen hati juga habis. Akibatnya, tubuh beralih menggunakan cadangan lemak yang lambat bereaksi, tapi memberikan lebih banyak energi. Akhirnya, puasa akan dapat menurunkan kadar lemak dalam tubuh.
Hasil studi 2013 di RSCM yang menerapkan puasa Ramadan untuk para penyandang diabetes menunjukkan kesimpulan serupa. Cadangan lemak menurun sementara yang lainnya tidak jauh berbeda.
Jadi, apakah puasa setiap hari menurunkan berat badan? Tunggu dulu, simak lagi bagian selanjutnya.
Penyebab Berat Badan Naik Selama Puasa
Namun, kenapa pada beberapa orang, berat badan justru naik selama puasa? Puasa yang Anda lakukan secara terus menerus selama beberapa hari akan mengantar tubuh pada kondisi kelaparan (starvation).
Cirinya adalah tubuh mulai menggunakan lemak (dan protein) sebagai bahan bakar sehingga menghasilkan zat keton dalam darah.
Apakah ini berbahaya?
Tidak. Ini adalah proses normal dan kehadiran zat keton tidak lantas menunjukkan itu bahaya, selama tidak berlebihan.
Tahukah Anda, semakin banyak Anda menggunakan lemak sebagai sumber energi, tubuh justru akan semakin tidak merasa lapar. Ya, benar. Hal ini berkat kehadiran keton sebagai hasil metabolisme lemak di darah (ketosis). Efeknya, justru menekan rasa lapar dan puasa Anda menjadi tidak terlalu berat.
Apa maksudnya berlebihan? Yaitu manakala zat keton dalam darah sudah terlalu banyak sehingga menyebabkan darah asam (ketoasidosis). Kondisi ini mengganggu dan memberatkan kerja ginjal dan hati.
Lalu, kenapa selama puasa berat badan malah naik?
Ini karena saat puasa sudah berjalan agak lama, tubuh mulai memasuki mode penghematan energi (konservasi). Cirinya:
- tubuh lemas; serta
- bawaannya malas beraktivitas dan ingin tidur.
Padahal, kondisi ini adalah ideal jika Anda gunakan untuk beraktivitas karena memaksa tubuh membakar cadangan lemak lebih banyak. Sayangnya, beberapa orang cenderung menuruti nafsu tubuhnya dengan banyak tidur saat puasa.
Sementara tubuh sudah masuk kondisi konservasi, asupan kalori tidak berkurang tapi hanya berpindah waktu. Artinya, porsi makan tetap sama, tapi cuma bergeser ke waktu malam. Sedangkan, waktu malam merupakan waktu penyerapan makanan paling efektif. Akhirnya, asupan kalori tetap sedangkan aktivitas berkurang. Otomatis berat badan akan meningkat.
Jadi, penyebab berat badan naik saat puasa adalah karena Anda masuk ke mode konservasi, yaitu saat aktivitas berkurang, tapi malah tidak mengurangi asupan makan.
Bahaya Puasa Pada Kondisi Tertentu
Jika demikian, apakah ini berarti puasa malah tidak efektif bagi penurunan berat badan? Pada beberapa kondisi, ya. Puasa menyimpan risiko yang dapat mengganggu proses penurunan berat badan.
Apa saja risiko tersebut?
Pertama, seperti yang telah disampaikan di atas, bukannya turun, berat badan malah bertambah.
Hal ini terjadi jika asupan makan Anda hanya berpindah waktu tanpa berkurang porsinya. Sedangkan tubuh sudah memasuki mode konservasi dan Anda tidak mengimbanginya dengan meningkatkan atau mempertahankan aktivitas sehari-hari.
Kedua, puasa berpotensi mengakibatkan tubuh mengalami defisiensi alias kekurangan nutrisi.
Memang, kekurangan energi dapat tubuh ganti dengan mengubah sumber energi ke lemak. Tapi kekurangan nutrisi mikro seperti vitamin dan mineral tidak ada penggantinya.
Jika proses ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka akan mengakibatkan defisiensi vitamin atau mineral tertentu. Akibatnya, metabolisme tubuh dapat terganggu dan kelainan-kelainan seperti anemia dan sebagainya bisa timbul.
Apakah Puasa Masih Efektif Menurunkan Berat Badan?
Lalu, masihkah puasa efektif sebagai metode diet untuk menurunkan berat badan? Jawabannya adalah masih. Namun, dengan beberapa catatan.
Anda tidak perlu mengurangi aktivitas sehari-hari seperti biasa. Bahkan, kalau bisa justru menambah, tidak sekadar mempertahankan aktivitas.
Apakah hal itu tidak berat? Memang ini tidak mudah, tapi sangat mungkin Anda lakukan. Bukankah Rasulullah SAW sudah pernah memberikan teladan dengan tetap pergi berperang meski sedang bulan Ramadan?
Ya, perang Badar kubra, perang parit (Khandaq), dan perang Tabuk adalah 3 perang besar yang terjadi selama bulan Ramadan di masa Rasulullah SAW. Artinya, tidak ada alasan untuk menuruti nafsu badan untuk bermalas-malasan selama Ramadan. Malahan, Ramadan harus menjadi momen peningkatan produktivitas Anda.
Selanjutnya, kurangi asupan kalori harian menjadi ⅔ atau ¾ dari hari-hari biasanya. Mudahnya, terapkan saja hadits Rasulullah SAW agar membagi porsi perut menjadi 3 bagian.
Dengan begini, Anda dapat memaksa tubuh untuk menggunakan cadangan energi (baca: lemak) yang selama ini tidak terpakai.
Setelah itu, jalankan puasa sunnah sebagaimana yang telah Rasulullah SAW anjurkan.
Apa saja puasa sunnah tersebut?
- Syawal
- Senin-Kamis
- Daud (selang-seling 1 hari puasa 1 hari tidak)
Hikmah puasa Syawal bagi penurunan berat badan adalah mengerem tubuh agar tidak mengalami euforia karena telah lewat Ramadan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa berat badan yang hilang selama Ramadan sebanyak 1–4 kg dapat kembali dalam waktu singkat. Salah satu penyebabnya karena euforia makan berlebihan begitu lewat Ramadan.
Sedangkan hikmah puasa Senin-Kamis dan puasa Daud adalah membiasakan kondisi ketosis tanpa harus kekurangan nutrisi. Ini membuat tubuh dapat efektif membakar lemak tanpa harus mengalami defisiensi gizi tertentu.
Solusi Mengatasi Defisiensi Nutrisi saat Diet Puasa
Terakhir, tetap penuhi kebutuhan nutrisi mikro harian agar fungsi tubuh berjalan normal.
Apa saja nutrisi mikro harian itu? Vitamin dan mineral. Jika perlu, Anda dapat meminum suplemen makanan. Tapi, akan lebih baik jika Anda menggunakan suplemen diet alami seperti susu Supergoat.
Supergoat merupakan susu kambing etawa bubuk dengan gula aren yang mengandung banyak nutrisi mikro penting untuk sehari-hari. Mulai dari beragam vitamin hingga berbagai mineral.
Dengan mengonsumsi Supergoat sebagai pelengkap puasa Anda saat sahur dan berbuka, tak perlu khawatir soal kebutuhan mikro harian.
Dengan catatan, Anda tetap mengonsumsi diet makanan seimbang sehingga kekurangannya bisa tercukupi dari Supergoat. Jadi, bukan hanya mengonsumsi Supergoat saja dan makan secara sembarangan.
Demikian ulasan mengenai apakah puasa setiap hari dapat menurunkan berat badan. Jika Anda merasa ini mencerahkan dan bermanfaat, silakan bagikan dengan menekan tombol berbagi ke media sosial Anda. Terima kasih.
Baca Juga : Mau Puasa Lancar di Bulan Ramadan? Praktikkan Gaya Hidup Sehat Ini