Apakah Telur Bisa Picu Kolesterol? Ini Penjelasannya

Jika Anda sedang menjalani gaya hidup sehat atau diet untuk menjaga kadar kolesterol, Anda mungkin pernah mendengar nasihat klasik: “Jangan makan terlalu banyak telur, nanti kolesterolmu naik.” Pernyataan ini sudah begitu lama beredar dan dipercaya oleh banyak orang. Tapi, benarkah makan telur dapat memicu kolesterol tinggi? Atau justru itu hanya mitos yang terus diwariskan tanpa dasar ilmiah yang kuat?

Dalam artikel ini, kita akan membongkar fakta dan mitos di balik telur dan kolesterol. Anda akan menemukan penjelasan ilmiah tentang bagaimana tubuh sebenarnya memproses kolesterol dari makanan, termasuk dari telur. Tidak hanya itu, kami juga akan memberikan tips praktis tentang bagaimana mengonsumsi telur dengan aman dan sehat, tanpa harus takut kolesterol melonjak. Mari kita mulai dengan memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh saat kita makan telur.

Telur dan Kolesterol: Apa Hubungannya?

Telur, terutama bagian kuningnya, memang mengandung kolesterol yang cukup tinggi. Dalam satu butir telur ukuran sedang, terdapat sekitar 186 mg kolesterol—yang sebagian besar berada di kuning telur. Angka ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan batas asupan kolesterol harian yang disarankan, yakni sekitar 300 mg per hari bagi orang dewasa sehat.

Namun, apakah ini berarti kita harus menghindari telur?

Jawabannya tidak sesederhana itu. Kolesterol yang kita konsumsi dari makanan disebut kolesterol makanan (dietary cholesterol), dan tidak selalu langsung menaikkan kadar kolesterol darah dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki mekanisme pengaturan yang cukup kompleks untuk menjaga keseimbangan kadar kolesterol. Ketika Anda mengonsumsi lebih banyak kolesterol dari makanan, hati akan secara alami mengurangi produksi kolesterolnya. Sebaliknya, jika Anda mengonsumsi sedikit kolesterol, hati akan memproduksi lebih banyak.

Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa bagi sebagian besar orang sehat, kolesterol dalam makanan tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kadar kolesterol darah. Masalah biasanya timbul bukan dari kolesterol makanan semata, melainkan dari pola makan keseluruhan—terutama yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans.

Telur: Sumber Gizi yang Luar Biasa

Sebelum buru-buru membuang telur dari menu sarapan Anda, penting untuk mengetahui bahwa telur merupakan salah satu sumber protein berkualitas tinggi yang sangat baik. Telur juga mengandung berbagai vitamin dan mineral penting seperti:

  • Vitamin B12, penting untuk fungsi otak dan produksi sel darah merah
  • Vitamin D, membantu penyerapan kalsium dan menjaga kesehatan tulang
  • Kolin, nutrisi penting untuk fungsi otak dan hati
  • Lutein dan zeaxanthin, dua antioksidan yang baik untuk kesehatan mata

Dengan kandungan gizinya yang lengkap, telur bisa menjadi bagian penting dari pola makan seimbang, jika dikonsumsi dengan bijak.

Penelitian Terbaru: Telur Tidak Seburuk yang Anda Kira

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak penelitian telah dilakukan untuk melihat kaitan antara konsumsi telur dan risiko penyakit jantung. Sebagian besar hasilnya cukup mengejutkan: konsumsi telur dalam jumlah moderat tidak berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung pada orang sehat.

Sebuah studi besar yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa makan hingga satu butir telur per hari tidak berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung atau stroke pada populasi umum. Bahkan pada orang yang memiliki kadar kolesterol normal, konsumsi telur secara rutin tidak menunjukkan efek negatif yang signifikan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa dampak konsumsi telur bisa berbeda pada tiap individu. Beberapa orang yang disebut sebagai “hyper-responders” bisa mengalami peningkatan kadar kolesterol darah yang lebih signifikan setelah mengonsumsi kolesterol dari makanan, termasuk dari telur. Namun, peningkatan ini sering kali bersifat seimbang, yaitu terjadi pada kolesterol “baik” (HDL) maupun kolesterol “jahat” (LDL), sehingga risiko kesehatannya tetap rendah.

Lemak Jenuh vs Kolesterol: Mana yang Lebih Berbahaya?

Banyak orang keliru menganggap kolesterol sebagai satu-satunya faktor penyebab penyakit jantung. Padahal, konsumsi lemak jenuh dan lemak trans memiliki peran yang jauh lebih besar dalam meningkatkan kadar kolesterol darah dan risiko penyakit kardiovaskular.

Lemak jenuh umumnya ditemukan dalam makanan olahan, daging merah berlemak, dan produk susu tinggi lemak. Sementara itu, lemak trans banyak ditemukan dalam makanan cepat saji, kue-kue kemasan, dan makanan yang digoreng dengan minyak terhidrogenasi parsial.

Dalam konteks ini, telur sebenarnya lebih aman dibandingkan makanan-makanan tinggi lemak jenuh. Putih telur bahkan tidak mengandung lemak sama sekali, dan kuning telur mengandung lemak sehat seperti asam lemak omega-3, yang justru baik untuk kesehatan jantung.

Tips Konsumsi Telur yang Sehat

Bagi Anda yang ingin tetap menikmati telur tanpa khawatir soal kolesterol, berikut beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan:

  1. Batasi jumlah konsumsi
    Bagi orang sehat, mengonsumsi 1 butir telur per hari umumnya aman. Jika Anda memiliki risiko penyakit jantung atau kadar kolesterol tinggi, konsultasikan dengan dokter mengenai batas amannya.
  2. Perhatikan cara memasak
    Telur rebus atau telur setengah matang jauh lebih sehat dibandingkan telur goreng. Menggoreng telur dengan banyak minyak justru menambah lemak jenuh dan kalori.
  3. Kombinasikan dengan makanan berserat tinggi
    Makan telur bersama sayuran, roti gandum utuh, atau buah-buahan dapat membantu menyeimbangkan asupan dan mendukung kesehatan pencernaan.
  4. Gunakan putih telur
    Jika Anda sedang dalam program penurunan berat badan atau khawatir dengan kolesterol, gunakan putih telur saja. Putih telur tetap kaya protein, bebas kolesterol, dan rendah kalori.
  5. Hindari campuran yang tidak sehat
    Telur orak-arik dengan banyak mentega, keju, atau daging olahan seperti sosis bisa menggagalkan manfaat sehat dari telur itu sendiri. Pilihlah bahan pendamping yang rendah lemak.

Kesimpulan: Apakah Telur Bisa Picu Kolesterol?

Jawabannya: tergantung pada bagaimana dan seberapa banyak Anda mengonsumsinya.

Telur memang mengandung kolesterol tinggi, tetapi tidak serta-merta menyebabkan lonjakan kolesterol darah pada semua orang. Bagi kebanyakan orang sehat, konsumsi telur dalam jumlah moderat justru bisa menjadi bagian dari pola makan bergizi. Namun, tetap penting untuk memperhatikan pola makan secara keseluruhan, bukan hanya satu jenis makanan.

Jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau kadar kolesterol tinggi, sebaiknya diskusikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai jumlah telur yang aman untuk Anda konsumsi. Kuncinya adalah keseimbangan, variasi, dan kesadaran akan apa yang Anda makan.

Jadi, tidak perlu takut untuk makan telur. Dengan cara penyajian yang sehat dan pola makan yang seimbang, telur bisa menjadi teman baik dalam perjalanan menuju hidup yang lebih sehat dan bertenaga.

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊