Waktu berbuka puasa adalah momen yang paling membahagiakan dan ditunggu-tunggu oleh mukmin yang berpuasa. Maksud hati ingin segera menyantap hidangan yang tersedia di meja, namun teringat belum menjalankan salat wajib Maghrib membuat kita menjadi ragu. Lalu bagaimana yang benar? Berbuka puasa atau salat magrib dulu? Begini adab berbuka puasa Rasulullah SAW.
Menilik Kebiasaan Buka Puasa Rasulullah
Kebiasaan berbuka puasa mukmin di Tanah Air memang cukup beragam. Ada tim takjil yang mencukupkan diri dengan mengkonsumsi hidangan pembuka dulu seperti kurma, kolak, atau hidangan manis lainnya kemudian salat Magrib. Tetapi, ada pula tim langsung makan besar yang terbiasa segera mengkonsumsi nasi dan lauk-pauk begitu waktu berbuka tiba tanpa salat dahulu. Jadi manakah yang paling afdal, makan dulu atau sholat dulu? Untuk mengetahuinya kita perlu memperhatikan kebiasaan Baginda Nabi dalam berbuka puasa.
Berdoa
Dalam suatu riwayat Rasul Muhammad SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya doa orang yang berpuasa pada waktu berbuka itu tidak ditolak.” (HR. Ibnu Majah). Salah satu doa berbuka puasa yang dianjurkan sebagaimana dalam hadis dari Anas Bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah ada seorang muslim yang berpuasa kemudian ia membaca ketika hendak berbuka” YA ‘AZHIM 3X ANTA ILAAHI LAA ILAAHA GHOIRUK IGHFIRIZ DZAMBAL ‘AZHIM FAINNAHU LAA YAGHFIRUDZAMBAL ‘AZHIM ILLAL ‘AZHIM” melainkan ia keluar dari dosa-dosa nya seperti di hari ibunya melahirkannya.
Bersegera
Rasulullah SAW segera berbuka setelah datangnya waktu Magrib. Beliau menyinggung mengenai perkara ini dalam suatu riwayat: “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku yang paling kucintai ialah yang lebih menyegerakan berbuka puasa.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Mengawali berbuka dengan kurma
Dari Anas ra, ia berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum salat dengan ruthab (kurma basah). Jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Namun, jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air”. Sebelum menyuap makanannya Rasulullah SAW juga selalu mengucapkan”bismillah”.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan Rasulullah SAW berbuka puasa dengan hidangan sekedarnya saja, alih-alih segera menyantap berbagai makanan. Setelah membatalkan puasa Baginda Nabi pun segera pergi ke masjid untuk menunaikan salah magrib bersama para sahabat.
Bolehkah Makan Malam Dulu Sebelum Salat Magrib?
Lalu bagaimana kalau sekedar takjil saja masih belum cukup untuk memuaskan perut yang keroncongan setelah seharian berpuasa? Dalam hadis dari Anas ra Rasul Muhammad SAW juga pernah menyebutkan: “Jika makan malam telah tersajikan, maka dahulukan makan malam terlebih dahulu sebelum salat Magrib dan tak perlu tergesa-gesa dengan menyantap makan malam kalian.” (HR Imam Bukhori dan Imam Muslim)
Dalam riwayat yang berbeda dari Ibnu Umar ra, beliau bersabda: “Apabila kalian sudah menghadap ke makanan, maka jangan buru-buru shalat hingga menyelesaikan hajatnya (makannnya), meskipun iqamah shalat sudah dikumandangkan.” (HR. Bukhari 674)
Hikmah di balik kedua hadis tersebut membuktikan bahwa Islam memperhatikan hajat manusia, dalam hal ini syahwat untuk makan dan minum. Dalam ajaran Islam kita tidak pernah diperintahkan untuk mematikan syahwat, melainkan mengendalikannya. Baginda Nabi mengajarkan kita, umatnya, untuk khusyuk dalam beribadah dan biasanya ini baru dapat terwujud jika kebutuhan jiwa sudah terpenuhi. Inilah sebabnya Rasulullah menganjurkan untuk memuaskan rasa lapar terlebih dahulu agar lebih berkonsentrasi dalam ibadah.
Terkait perkara ini beberapa ulama memberikan ketentuan. Anda wajib memperhatikan waktu salat apakah masih cukup panjang dan memungkinkan untuk makan terlebih dulu, atau tinggal sedikit lagi. Jika waktunya akan segera berakhir, Anda tetap wajib mendahulukan salat.
Untuk menenangkan perut yang kelaparan saat berbuka puasa, Anda bisa mengkonsumsi Supergoat, susu kambing etawa plus gula aren. Tidak hanya memberikan rasa kenyang, Supergoat juga membantu memulihkan energi dan menghilangkan nafsu untuk menyantap berbagai makanan.
Kesimpulan:
Rasulullah SAW menganjurkan menyegerakan berbuka puasa terlebih dahulu agar lebih berkonsentrasi dalam beribadah. Namun perlu diingat bahwa Rasul juga tidak pernah berbuka puasa secara berlebihan, cukup dengan beberapa butir kurma kemudian menunaikan salat Magrib. Meski demikian mendahulukan makan berat juga bukan merupakan larangan asalkan waktu salat masih panjang.
Nah, semoga pertanyaan berbuka puasa atau salat magrib dulu sudah terjawab tuntas dengan ulasan di atas. Selamat menjalankan ibadah puasa!
Jangan lupa subscribe laman ini untuk mendapatkan informasi terbaru seputar gaya hidup sehat bersama Supergoat. Bagikan juga ulasan ini pada media sosial Anda.
Baca Juga : Mau Puasa Lancar di Bulan Ramadan? Praktikkan Gaya Hidup Sehat Ini