6 Penyakit Berikut Tidak Seharusnya Menghalangi Anda untuk Meraih Kesuksesan di Usia Produktif

Usia produktif adalah masa-masa emas bagi seseorang untuk merintis kesuksesan.

Dari aspek kebugaran, motivasi, dan energi yang dipunya, orang-orang dalam rentang usia ini memiliki potensi yang lebih tinggi ketimbang kelompok usia lain.

Buktinya, dari waktu ke waktu, semakin banyak usia muda yang masuk dalam jajaran orang terkaya di dunia.

Giat bekerja selagi muda memberikan kesempatan sukses yang lebih besar di masa selanjutnya.

Sayangnya, tren kesehatan orang-orang di usia produktif makin hari menunjukkan penurunan yang makin mengkhawatirkan.

Beberapa penyakit tidak menular menunjukkan grafik tinggi di kalangan usia muda.

Jika tidak dicegah, ketujuh penyakit pada usia produktif ini bisa menghambat kesuksesan. Bahkan, juga menimbulkan kematian.

Padahal, dengan umur yang panjang dan kualitas hidup yang baik, ada banyak kesempatan emas yang bisa Anda raih di luar sana.

Berikut ini enam penyakit usia produktif yang harus Anda waspadai.

1. Obesitas

Obesitas adalah kegemukan ekstrim. 

Hal ini terjadi jika tubuh menumpuk lemak dalam jangka waktu yang panjang dan membakar lebih sedikit dari yang disimpan.

Sebenarnya, obesitas memang bukan sebuah penyakit.

Tapi, kondisi obesitas bisa jadi pintu masuk untuk penyakit-penyakit selanjutnya.

Seperti:

  1. hipertensi,
  2. diabetes,
  3. penyakit jantung, dan 
  4. stroke.

Cara menentukan apakah orang termasuk obesitas atau tidak adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT).

usia produktif

Hasilnya, kemudian dicocokkan dengan tabel IMT yang telah disetujui oleh Kemenkes.

usia produktif

Atau, Anda bisa mengecek langsung tanpa perlu menghitung dengan kalkulator IMT online.

Sangat disayangkan, kejadian obesitas ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Di satu sisi, ini menunjukkan perbaikan taraf ekonomi. 

Namun, di sisi lain, tren obesitas yang meningkat ini membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Apalagi, bagi kalangan usia produktif, obesitas dapat menghambat mobilitas. Akibatnya, performa dalam beraktivitas pun menjadi kurang optimal.

Untuk mencegahnya, cara terbaik adalah dengan kombinasi antara:

  1. aktivitas fisik dan olahraga,
  2. pola makan teratur dengan gizi seimbang, dan
  3. istirahat yang cukup.

Ingin hasil yang lebih pasti?

Anda sebaiknya mengikuti cara diet sehat yang telah terbukti ampuh dalam menurunkan berat badan tanpa menyiksa diri.

2. Hipertensi – Penyakit Usia Produktif

Singkatnya, hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal.

Normalnya, tekanan darah sistolik (saat jantung memompa) adalah 130 mmHg, sedangkan tekanan diastolik (saat jantung relaksasi) sekitar 80 mmHg.

Di atas itu, maka secara otomatis tergolong sebagai hipertensi.

Untuk lebih jelasnya, Anda dapat melihat tabel panduan resmi dari Kemenkes berikut ini.

Kenapa hipertensi berbahaya?

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat merusak pembuluh darah, membuatnya pecah.

Jika ini terjadi di:

  1. jantung, maka menyebabkan gagal jantung;
  2. otak, menyebabkan stroke;
  3. retina, menyebabkan kebutaan;

dan seterusnya.

Bahkan, hipertensi merupakan penyakit penyerta tertinggi pada pasien COVID-19 yang meninggal.

Parahnya, banyak orang tidak sadar bahwa dirinya hipertensi karena tidak mengalami gejala apa-apa.

Bayangkan, dari 34,1% penduduk usia 18 tahun yang hipertensi, hanya 8,8% yang terjangkau pemeriksaan dokter dan minum obat.

Padahal, begitu terjadi komplikasi, nyawa yang menjadi taruhannya.

Karena itu, pemeriksaan tekanan darah secara teratur menjadi satu-satunya cara mendeteksi hipertensi sejak dini.

Sebagai info, seiring bertambahnya usia, tekanan darah normalnya meningkat. Sebabnya, karena pembuluh darah semakin tidak elastis.

Sayangnya, saat ini bahkan hipertensi pada usia produktif sudah sangat tinggi.

Untuk melindungi diri Anda dari terjangkiti penyakit ini, Anda perlu memperhatikan beberapa faktor berikut ini:

  1. kolesterol,
  2. berat badan,
  3. minuman beralkohol, 
  4. asupan garam,
  5. tingkat stres, dan
  6. gaya hidup minim gerak.

3. Penyakit Jantung

Secara singkat, penyakit jantung adalah jantung gagal bekerja karena kekurangan energi dan oksigen.

Sebabnya, pembuluh darah yang mengaliri jantung (koroner) tersumbat atau menyempit.

Sumbatannya bisa berasal dari pecahan lemak atau pembuluh darahnya menyempit karena menumpuk lemak (aterosklerosis).

Penyakit ini jelas berbahaya karena bisa menyebabkan kematian akibat gagal jantung.

Sedangkan, gagal jantung sendiri selalu berada di urutan 1 atau 2 sebagai penyebab kematian di Indonesia setiap tahunnya.

Selain itu, biaya untuk menangani penyakit ini juga meningkat dari tahun ke tahun.

Belum lagi jika menghitung potensi pendapatan yang hilang.

Karena, penderita penyakit jantung paling optimal hanya bisa beraktivitas fisik selama 20-30 menit.

Yang berarti, produktivitasnya jelas akan jauh dibandingkan dengan yang sehat.

Lantas, bagaimana cara mencegahnya?

Kuncinya ada di kolesterol dan aktivitas fisik.

Dalam menangani kolesterol Anda dapat memilih jalan alternatif berupa metode pengobatan alami.

Sementara itu, Anda juga sebaiknya meningkatkan frekuensi olahraga Anda. Pun, hindari gaya hidup sedenter (sedentary lifestyle).

4. Stroke

Sederhanya, stroke adalah kondisi di mana sebagian sel otak mati karena aliran darah menuju area tersebut tidak lancar.

Hipertensi, jantung, dan stroke adalah 3 serangkai penyakit yang paling sering menyertai kolesterol.

Alurnya mudah saja.

Kolesterol yang tertimbun di pembuluh darah bisa membuat darah tinggi karena pembuluh darah menyempit.

Kemudian, apabila penyempitannya terjadi di jantung atau otak, terjadilah penyakit jantung koroner atau stroke.

Stroke dan penyakit jantung selalu silih berganti menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

usia produktif

Yang paling menyedihkan, serangan stroke dapat menyebabkan kelumpuhan.

Sehingga, produktivitas bukan lagi terganggu, bahkan berhenti sama sekali.

Apalagi, kejadian stroke kini juga terjadi di usia muda.

Sekitar 20 per 1000 penduduk Indonesia yang berusia di bawah 55 tahun pernah terkena serangan stroke.

Faktor risiko utama penyebab stroke antara lain:

  1. obesitas,
  2. kebiasaan merokok dan minum alkohol,
  3. minim aktivitas fisik
  4. konsumsi serat, vitamin dan mineral.

Karena itu, lagi-lagi, pola hidup sehat menjadi kunci kesuksesan Anda di usia produktif.

5. Gagal Ginjal

Ginjal adalah organ yang berfungsi menyaring darah dan memisahkannya dari racun-racun yang akan dibuang lewat urin.

Gagal ginjal berarti malapetaka. Karena, racun tidak ada yang mengeluarkan dan bakal mengendap dalam tubuh.

Penderita gagal ginjal akan terpaksa untuk melakukan cuci darah seminggu sekali.

Tahukah Anda berapa biaya untuk 1 kali cuci darah?

Sekitar Rp500.000,00 – Rp1.000.000,00, tergantung lokasi rumah sakitnya.

Mahal? Tentu saja.

Sayangnya, kejadian gagal ginjal juga lumayan tinggi pada usia produktif.

Sebanyak 12 dari 1.000 penduduk Indonesia di bawah usia 55 tahun mengalami gagal ginjal kronis.

Distribusinya pun merata antara pedesaan maupun perkotaan.

Kabar baiknya, untuk menjaga agar tidak sampai gagal ginjal biayanya sangat murah.

Langkah pencegahannya mirip dengan pencegahan hipertensi. Terutama karena hipertensi dapat bermuara pada gagal ginjal juga.

Selain itu, tambahan lainnya adalah dengan memperbanyak minum air putih dan menghindari minuman dengan tambahan pewarna atau perasa.

6. Bahaya Kanker untuk Usia Produktif

Sederhananya, kanker adalah sel-sel yang tumbuhnya tidak terkontrol dan merusak sel normal.

usia produktif

Kalangan usia produktif wajib mewaspadai penyakit tidak menular satu ini.

Pasalnya, puncak kejadian kanker semakin bergeser. Sebelumnya, puncaknya di usia >75 tahun, kini makin bergeser mulai usia 35 tahun.

Lebih lagi, penyebab dari jenis kanker terbanyak jelas terkait dengan gaya hidup.

Pada laki-laki, kebiasaan merokok jelas memiliki pengaruh pada kejadian kanker kasus paru-paru.

Sementara, kanker kolorektal dan kanker hati disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat dan kebiasaan minum minuman beralkohol.

Di sisi lain, kanker payudara pada wanita pun ada hubungannya dengan rokok dan minuman beralkohol.

Sedangkan kanker serviks berkaitan erat dengan berhubungan seks di usia muda dan kebiasaan bergonta-ganti pasangan.

Padahal, tidak sulit untuk menghindari risiko-risiko mengkhawatirkan di atas.

Bagaimana caranya?

Sederhana saja, sebetulnya.

Anda hanya perlu menjalani gaya hidup sehat.

Apa saja yang termasuk ke dalam gaya hidup sehat?

Pertama-tama, Anda sebaiknya menghindari sedentary lifestyle, atau kebiasaan tidak banyak bergerak.

Menjadi lebih aktif secara fisik akan meningkatkan kebugaran tubuh, bahkan jika Anda jarang berolahraga.

Selanjutnya, konsumsilah makanan bergizi sesuai kebutuhan nutrisi tubuh.

Jika perlu, tambahkan segelas susu kambing Etawa Supergoat ke dalam menu diet harian Anda.

Susu kambing Etawa Supergoat bukan obat, lho. Walaupun demikian, kandungan yang terdapat di dalamnya berfungsi efektif dalam mencegah timbulnya risiko-risiko kesehatan yang tidak Anda inginkan.

Dengan minum susu kambing Etawa Supergoat, menjaga kesehatan tubuh kini semudah dan seenak yang Anda bayangkan.

Penutup

Potensi untuk sukses sejak usia muda sangat besar.

Bahkan, faktanya, mayoritas yang sukses dalam hidup pada usia lanjut telah membangun pondasi yang kuat saat usia produktif.

Maka dari itu, Anda perlu mewaspadai penyakit usia produktif yang menghalangi kesuksesan.

Memelihara pola makan seimbang dan gaya hidup sehat akan menjadi kunci yang mendukung keberhasilan Anda.

Silakan bagikan informasi ini agar semakin banyak yang sukses di usia produktif. Atau, Anda juga bisa membaca artikel-artikel kesehatan lainnya di blog Supergoat.

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊