Kenali 2 Penyebab Hipertensi berikut Cara Pencegahannya sejak Dini

Jika saat ini ada yang bilang Anda terkena hipertensi, bisa jadi Anda tidak percaya.

Wajar saja.

Karena, mayoritas hipertensi memang tidak menimbulkan gejala apa-apa.

Faktanya, hasil Riset Kesehatan Dasar 2018 mendapati gap yang sangat besar antara penderita hipertensi terukur dengan yang mendapat terapi.

Pasien hipertensi yang merasakan gejala, terdiagnosa, dan mendapat terapi hanya 9%.

Sedangkan, penderita hipertensi yang berhasil diukur tapi tidak menerima terapi mencapai 34%.

Sementara itu, prevalensi hipertensi menurut WHO sendiri cukup tinggi, yakni lebih dari 1 miliar orang di dunia menderita penyakit tersebut.

Jauh? Pastinya.

Makanya orang bilang hipertensi itu silent killer.

Tidak ada tanda apa-apa, tiba-tiba sekali ke dokter waktu sudah kondisi parah.

Padahal, seperti halnya penyakit degeneratif lain, hipertensi bisa dicegah dan ditangani dengan cara-cara sederhana dan tidak membutuhkan biaya besar.

Bahkan tanpa minum obat tekanan darah tinggi, lho.

Agar lebih jelas, di artikel ini Anda bisa mendapatkan informasi tentang:

  1. Apa itu hipertensi?
  2. Apa saja penyebab hipertensi?
  3. Adakah gejala atau cara mendeteksi hipertensi sejak dini?
  4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi?
  5. Apa saja komplikasi hipertensi dan efeknya?
  6. Bagaimana cara mencegah hipertensi dengan biaya murah, menyenangkan, dan tanpa obat?

Tertarik? Simak sampai habis.

Mengenal Hipertensi

Hipertensi adalah kondisi di mana rerata tekanan darah harian melebihi batas normal (tekanan darah tinggi).

Normalnya, tekanan darah seseorang ada pada kisaran 110-120 mmHg (sistol) dan 80-90 mmHg (diastolik).

Namun, pada penderita hipertensi, tekanannya jauh di atas angka tersebut.

Sistol adalah tekanan maksimal saat jantung memompa dan mengalirkan darah.

Diastolik adalah tekanan yang tersisa saat jantung beristirahat dan melakukan pengisian.

Mungkin Anda akan bertanya, “OK. Tekanan darah saya tinggi. Lalu kenapa? Toh, saya tidak merasakan apa-apa.”

Jika Anda tidak merasakan apa-apa, bersyukurlah.

Karena, artinya toleransi organ dan pembuluh darah Anda sangat bagus.

Tapi, tunggu dulu.

Coba bayangkan sebuah batu yang terus-menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi.

Apa hasilnya? Pada akhirnya akan berlubang, kan?

Begitu juga dengan organ tubuh Anda.

Jika terus menerus dialiri oleh darah dengan tekanan tinggi, ada saatnya ambang batas toleransi organ maupun pembuluhnya terlampaui.

Saat itulah komplikasi akan muncul.

Apa saja komplikasinya?

Hal itu akan dibahas nanti. Tapi, sebelumnya, mari tengok apa penyebab tekanan darah tinggi di usia muda, usia produktif, dan lansia.

Penyebab Hipertensi

Darah ibarat cairan yang mengalir dalam sebuah selang.

Artinya, ada 2 hal yang mempengaruhi kekuatan tekanannya:

  1. Hasil keluaran dari jantung; dan
  2. Tahanan perifer (hambatan dari pembuluh darah).

Keluaran jantung mendapat pengaruh dari kecepatan detak jantung dan volume darah. 

Sedangkan, hambatan pembuluh darah mendapatkan pengaruh dari struktur dan fungsi fisiologis pembuluh tersebut.

Kenapa perlu memahami ini?

Karena selain hal-hal tersebut, tekanan darah tinggi bisa pula terjadi karena sebab penyakit lainnya.

Misalnya, gangguan pada ginjal, paru-paru, atau hati, bisa pula mengakibatkan hipertensi (sekunder).

Dengan memahami hal yang memengaruhi tekanan darah, Anda akan akan tahu apa yang perlu Anda lakukan untuk mengontrol tekanan darah.

Sehingga, tanpa minum obat dan hanya menjalankan cara sederhana yang hemat biaya, Anda bisa menurunkan tekanan darah tinggi dengan mudah.

Gejala Hipertensi

Sayangnya, mayoritas kemunculan hipertensi tidak memperlihatkan gejala.

Karena itu, pengukuran tekanan darah secara teratur merupakan cara terbaik untuk melakukan deteksi dini.

Namun, jika ambang batas toleransi tubuh sudah terlewati, tekanan darah tinggi dapat menimbulkan efek berikut.

Semua hal tersebut merupakan pertanda bahwa organ atau pembuluh darah di bagian tersebut sudah hampir sampai pada batasnya.

Karena itu, membiarkan tekanan darah tinggi tanpa terapi setelah gejala tersebut muncul dapat berujung pada komplikasi yang serius.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hipertensi

Mengetahui apa saja faktor risiko yang memengaruhi tekanan darah tinggi akan sangat menolong Anda dalam menurunkan darah tinggi.

Karenanya, Anda jadi tahu apa yang bisa Anda lakukan untuk memperkecil risiko tekanan darah tinggi.

Faktor risiko tekanan darah tinggi bisa digolongkan ke dalam 2 kelompok:

  1. Yang tak bisa diubah, termasuk: usia, ras, riwayat keluarga, dan jenis kelamin, dan
  2. Bisa diubah: termasuk gaya hidup, kebiasaan, asupan diet, dan tingkat stres.

Selanjutnya, pencegahan hipertensi sebaiknya terfokus pada faktor risiko yang bisa Anda ubah atau kendalikan.

Cara Mencegah Hipertensi

Karena tekanan darah mendapat pengaruh dari keluaran jantung dan hambatan pembuluh, maka Anda dapat mengontrolnya dengan mengatur 2 hal tersebut.

Hasilnya, cara berikut ini bisa menjadi cara menurunkan tekanan darah tinggi sekaligus mencegahnya di kemudian hari secara efektif.

1. Menghilangkan Kebiasaan Merokok dan Minum Minuman Beralkohol

Menghilangkan Kebiasaan Merokok dan Minum Minuman Beralkohol

Racun rokok mempersempit pembuluh kapiler dan meningkatkan denyut jantung.

Karena itu, mengurangi merokok akan memberi efek yang baik untuk penderita tekanan darah tinggi.

Selain rokok, minuman beralkohol juga meningkatkan denyut jantung secara cepat.

Kemudian, konsumsi jangka panjang bisa menyebabkan perlemakan hati dan meningkatkan hambatan pembuluh darah.

2. Mengontrol Berat Badan

diet sehat

Sudah banyak penelitian yang membuktikan obesitas sebagai faktor risiko dari berbagai penyakit degeneratif.

Karena itu, mengontrol berat badan jelas akan sangat bermanfaat untuk kesehatan Anda secara keseluruhan.

Untuk mencegahnya, Anda dapat mengikuti panduan cara diet sehat alami yang bermanfaat untuk menurunkan berat badan tanpa efek samping.

3. Olahraga Aerobik 90 Menit Seminggu

Manfaat olahraga aerobik tidak hanya untuk membakar lemak. Tapi, olahraga ini juga bisa membuat pembuluh darah lebih elastis dan jantung lebih kuat.

Karena itu, membiasakan olahraga aerobik seperti:

  1. Jogging,
  2. Berenang,
  3. Bersepeda,
  4. Senam, dan sebagainya,

dapat membantu menguatkan sistem kardiovaskular dan mencegah tekanan darah tinggi.

4. Diet Khusus Penderita Hipertensi

diet sehat pemula

Ada diet khusus yang WHO anjurkan untuk penderita hipertensi, yaitu:

  1. rendah kafein,
  2. tinggi serat,
  3. rendah natrium,
  4. tinggi kalium,
  5. rendah lemak jenuh,
  6. tinggi asam lemak rantai pendek, dan
  7. rendah lemak trans.

Kandungan natrium yang tinggi sangat berhubungan dengan peningkatan tekanan darah.

Karena, efek natrium dapat menyebabkan:

  1. peningkatan aktivitas jantung;
  2. menaikkan volume darah akibat osmosis; dan
  3. memicu sistem Renin – Angiotensin – Aldosteron;

yang semua itu berujung pada meningkatnya tekanan darah.

Sedangkan, efek kalium adalah sebaliknya.

Karena itu, konsumsi makanan penurun darah tinggi dan minuman penurun darah tinggi yang mengandung natrium rendah dan kalium tinggi menjadi kunci mengontrol tekanan darah dari segi asupan.

Contoh minuman kesehatan yang rendah natrium dan tinggi kalium adalah susu kambing etawa Supergoat.

Perbandingan Mineral pada Susu Kambing Etawa

Dalam 100 ml susu kambing etawa, terdapat kalium mencapai 181 mg dan natrium hanya 41 mg.

Selain itu, susu kambing juga rendah lemak jenuh dan tinggi MCT (asam lemak rantai pendek).

Sehingga, kandungan susu kambing etawa sangat baik untuk penderita tekanan darah tinggi.

5. Mengontrol Stres

Kondisi stres memicu tubuh lebih siaga dengan meningkatkan denyut jantung dan mengecilkan pembuluh darah.

Sebenarnya, hal ini bagus untuk menyiapkan tubuh manusia lebih responsif dan mudah mengatasi masalah.

Tapi, dalam jangka panjang, stres akut justru dapat memicu tekanan darah tinggi.

Untungnya, hipertensi akibat stres akan menurun setelah pemicunya hilang.

Karena itu, Anda dapat mengontrol stres dan menjaga kesehatan mental menurut cara-cara Islam.

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Hipertensi

Hipertensi itu seperti apa?

Anda disebut menderita hipertensii jika tekanan darah Anda melebihi batas normal (>140/90 mmHg) dan berlangsung terus-menerus.

Hipertensi penyebabnya apa?

Penyebab darah tinggi bisa jadi dikarenakan penyakit lain seperti penyakit ginjal, hati, dan jantung (hipertensi sekunder).

Atau, bisa juga disebabkan perubahan kondisi sistemik akibat pola makan dan gaya hidup yang buruk (hipertensi primer).

Apakah hipertensi itu berbahaya?

Jelas. Tekanan darah tinggi lama kelamaan dapat merusak berbagai organ, dari otak, mata, paru, jantung, ginjal, dan lain-lain.

Hipertensi maligna (>210/120 mmHG) harus segera mendapatkan terapi karena komplikasi dapat terjadi dengan cepat.

Bagaimana cara mencegah hipertensi?

Bangun pola hidup sehat dan pola makan yang baik, terapkan diet khusus penderita hipertensi, dan berlatih meditasi serta menjaga kesehatan mental.

Penutup

Meskipun banyak yang tidak terdeteksi, tekanan darah tinggi punya risiko menjadi komplikasi yang berat.

Untungnya, setiap orang dapat mencegahnya dengan sederhana, murah, dan tanpa harus minum obat khusus.

Diet rendah natrium dan lemak jenuh, serta tinggi kalium dan asam lemak rantai pendek seperti susu kambing memberikan efek bagus.

Di samping itu, hindari gaya hidup tidak sehat.

Untuk itu, terapkan secara rutin langkah pencegahan hipertensi untuk meningkatkan kualitas hidup Anda.

Dan, agar lebih banyak yang terhindar dari silent killer ini, silakan bagikan informasi ini ke media sosial dan messenger Anda.

Juga, jangan lewatkan info-info bermanfaat seputar gaya hidup sehat dan Islami lainnya dengan berlangganan newsletter blog Supergoat Indonesia.

Leave a Comment

WeCreativez WhatsApp Support
Salsa Winarno
Selamat datang, admin Salsa siap membantu 😊